Sao Paulo/Rio De Janeiro (ANTARA) - Negara bagian Sao Paulo Brazil mengumumkan langkah ketat pada Rabu (3/4) untuk memperlambat penyebaran virus corona yang terus bergulir, yang telah menyebabkan kekhawatiran internasional, seraya mendorong pemerintah Brazil untuk mengakhiri pertengkaran dengan Pfizer dan menyetujui kesepakatan atas 100 juta dosis vaksin. Secara keseluruhan, penguncian parsial di Sao Paulo dan kesepakatan dengan Pfizer Inc menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran tentang situasi di Brazil. Negara tersebut menghadapi masa paling mematikan sejak pandemi dimulai karena varian lokal yang dijuluki P1, pembatasan langka untuk memperlambat virus, dan peluncuran vaksin yang tidak merata.

Brazil, yang mencatat jumlah kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, mengalami rekor kematian harian, saat angka di Amerika Utara dan sebagian Eropa Barat menurun. Lonjakan itu berisiko mengisolasi negara terbesar Amerika Latin tersebut secara internasional, ketika negara-negara lain berusaha menopang upaya untuk melawan virus.

Baca juga: Brazil izinkan penggunaan darurat vaksin COVID uji luar negeri
Baca juga: Produsen vaksin AstraZeneca ajukan persetujuan penuh di Brazil


Pengumuman Sao Paulo, yang dibuat oleh Gubernur João Doria, kemungkinan akan menjengkelkan Presiden ultra-kanan Jair Bolsonaro, yang menghindari pemberlakuan karantina wilayah dan telah lama berupaya untuk mengecilkan pentingnya virus tersebut. Namun, lebih banyak negara bagian dan kota kemungkinan akan mengikuti langkah Sao Paulo seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap sistem kesehatan mereka.

Mulai hari Sabtu, bar dan restoran di Sao Paulo hanya akan melayani pesan antar, dan pusat-pusat perbelanjaan serta bisnis-bisnis nonesensial akan tutup, kata Doria.

Kebijakan itu akan berlangsung selama dua pekan, katanya. Dia menambahkan bahwa negara bagian kini menerima satu pasien baru di unit perawatan intensif (ICU) setiap dua menit. Kota Sao Paulo dihuni sebanyak 12,3 juta warga, yang menjadi bagian dari 46,3 juta masyarakat yang menduduki negara bagian Sao Paulo. Lebih buruknya lagi, kesesuaian portofolio vaksin Brazil - terdiri dari suntikan AstraZeneca, dan vaksin lain yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd asal - terhadap varian P1 masih menjadi pertanyaan.

Sebagai tanda kekhawatiran yang berkembang di ibu kota federal, Brasilia, Kementerian Kesehatan akan menandatangani kesepakatan untuk 100 juta dosis vaksin Pfizer dan BioNTech, sebagaimana dilaporkan oleh saluran kabel Globo New. Perjanjian tersebut dikonfirmasi oleh sumber pemerintah yang mengetahui rencana tersebut.

Pfizer belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Bolsonaro dan pejabat senior lainnya secara terbuka mengeluh selama berminggu-minggu atas tuntutan Pfizer untuk pembebasan tanggung jawab, dengan mengatakan bahwa persyaratan tersebut tidak dapat diterima. Pfizer mengatakan banyak negara lain telah menyetujui kesepakatan serupa.

Ketakutan internasional meningkat tentang varian P1, yang muncul di kota utara Manaus, dan sejak itu telah diidentifikasi di seluruh dunia, yang mengarah pada peraturan yang lebih ketat pada pelancong Brazil.

Situasi domestik sangat kritis. Semakin banyak kritik yang dihujankan terhadap Bolsonaro.

Awal pekan ini, 16 gubernur Brazil menuduhnya menyesatkan negara. Asosiasi nasional sekretaris kesehatan negara bagian juga mengkritik Brasilia, mengeluhkan pendekatan sedikit demi sedikit oleh setiap negara bagian dan kota, menyerukan jam malam nasional dan penutupan bandara.

Sumber: Reuters

Baca juga: Peneliti: Varian COVID Brazil bisa menginfeksi lagi pasien sembuh
Baca juga: Jumah kematian COVID-19 Brazil lampaui 1/4 juta


Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021