Tanjungpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepri menyambut baik rencana pembangunan dan pengelolaan PLTU Biomassa 2 x 100 megawatt di Tanjung Sauh Batam, karena dapat mendukung PLN dalam menjamin ketersediaan energi Kepri.

Rencana pembangunan tersebut dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman antara PLN Batam dan Panbil Industrial Estate Tentang Rencana Pembangunan dan Pengelolaan PLTU Biomassa 2 x 100 MW di Tanjung Sauh Batam.

"Kapasitas PLTU 2 x 100 megawatt ini masuk kategori pembangkit besar, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan sumber energi kepada PLN," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Senin (8/3).

Rencana membangun PLTU Biomassa merupakan sebuah terobosan penting di saat pemerintah memiliki keterbatasan dalam menyediakan sumber energi yang cukup ke depannya.

PLTU Biomassa menjadi solusi karena tidak tahu keterbatasan sumber energi gas, kemudian minyak suatu saat akan berakhir.

Biomassa ini menjadi solusi alternatif bagi daerah untuk menjamin ketersediaan energi.

Optimis ketersediaan energi yang cukup akan berbanding lurus dengan perkembangan pembangunan investasi di Kepri, maka itu pihaknya siap mendorong dan mendukung rencana-rencana seperti ini.

Sementara, Dirut PT PLN Batam Budi Pangestu menyampaikan bahwa kondisi kelistrikan Batam Bintan saat ini yaitu embangkit sebesar 562 megawatt terdiri dari pembangkit di Batam sebesar 533 megawatt, kemudian di Pulau Bintan 29 megawatt, sementara beban puncak Batam Bintan saat ini yaitu 488,5 megawatt.

Sebenarnya, Batam masih punya cadangan sekitar 80 megawatt atau disekitar 18 persen cadangan.

“Diyakini cadangan listrik masih cukup baik di angka 18 sampai 25 persen cadangan. Untuk 5 sampai 10 tahun ke depan, perencanaan kita paling tidak memiliki cadangan di angka 30 persen,” kata Budi.

Untuk pembangkit listrik Batam Bintan, lanjutnya, sumber energi primernya saat ini terdiri dari 80 persen gas dan 20 persen batu bara.

Ke depan dengan tantangan energi terbarukan, selain menginginkan sumber energi lebih bersih, juga menurunkan biaya pokok penyediaan listrik.

"Mengenai lokasi, Tanjung Sauh sangat ideal karena berada di tengah-tengah Pulau Batam dan Bintan sehingga akan memperkuat kondisi kelistrikan Batam dan Bintan,” ujar Budi

Chairman Panbil Group Johanes Kenedy mengatakan pengembangan Biomassa sebagai sumber energi pembangkit listrik adalah sebagai penyeimbang sumber produksi energi listrik yang sudah ada.

Biomassa sejalan dengan arah pemerintah untuk go green. Biomassa adalah tandan kelapa sawit yang tidak dipakai, sisa produksi kayu, dan batang jagung untuk campuran Biomassa.

"Pengembangan sumber energi bio massa ini diharapkan kepada pengusaha menengah ke bawah untuk dapat memasok bahan baku biomassa sehingga pertumbuhan ekonomi lebih merata,” ujar Johanes.
Baca juga: PLN kejar target uji coba "co-firing" PLTU biomassa
Baca juga: PLN gandeng PTPN III-Perhutani cari pasokan biomassa untuk PLTU

 

Pewarta: Ogen
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021