Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Jamal Wiwoho meminta para pimpinan perguruan tinggi menutup ruang bagi perkembangan intoleransi dan ajaran yang bisa membahayakan persatuan bangsa.

"Mengajak kepada seluruh pimpinan perguruan tinggi Indonesia untuk tidak memberi ruang gerak dan kesempatan atas berkembangnya semua ajaran yang membahayakan persatuan dan kebinekaan di Indonesia," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers majelis di Jakarta, Senin.

Jamal menyampaikan keprihatinan menyusul ledakan bom yang terjadi di depan Katedral Makassar dan menegaskan bahwa aksi teror semacam itu tidak dibenarkan oleh ajaran agama.

"Tindakan teror bom tersebut adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan oleh agama manapun dan merupakan tindakan yang nyata-nyata melukai perasaan umat beragama di seluruh Indonesia," katanya.

Dia meminta pemerintah dan kepolisian mengusut tuntas aksi teror tersebut dan menangkap orang-orang yang terlibat.

Selain itu, Majelis Rektor menyarankan pemerintah meningkatkan upaya untuk membangun kerukunan antar-umat beragama serta pengawasan tempat ibadah di seluruh Tanah Air.

Baca juga:
Kemdikbud: Ada sanksi bagi pelaku intoleransi di satuan pendidikan
Akademisi: Perlu program baru untuk cegah intoleransi di lingkup pendidikan


Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021