Jakarta (ANTARA) - Dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti menyampaikan bahwa pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) merupakan upaya Indonesia menyikapi krisis iklim, yang tengah melanda dunia.

Menurut dia, regulasi tersebut, sebagai langkah nyata parlemen Indonesia membuat regulasi yang mendukung energi bersih dan terbarukan agar lebih banyak digunakan di Indonesia.

"UU ini diperkirakan rampung pada akhir tahun ini," kata Dyah Roro dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Politisi milenial Partai Golkar ini juga menyampaikan bahwa langkah ini merupakan upaya Indonesia membuktikan komitmennya untuk ikut serta mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam forum internasional, yang diselenggarakan secara virtual ini, Dyah Roro meyakinkan pada dunia bahwa Indonesia merupakan negara, yang memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan masa depan lingkungan, yang berkelanjutan bagi generasi masa kini dan nanti.

Forum, yang digelar Badan PBB Bidang Pembangunan Ekonomi dan Sosial Asia Pasifik (UN ESCAP) ini, Dyah Roro mewakili parlemen dan milenial Indonesia, sekaligus kaum muda se-Asia Tenggara.

Bertajuk "Asia Pasific Forum on Sustainable Development Ke-8", forum ini adalah pertemuan reguler tahunan sebagai bahan masukan dari negara kawasan Asia Pasifik kepada Forum Politik Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Berkelanjutan (High Level Political Forum SDGs).

Dalam forum tersebut digelar diskusi yang mengundang delegasi pemuda seluruh dunia untuk membahas mengenai bagaimana merealisasikan SDGs.

Diskusi dibagi menjadi lima termin berdasarkan wilayah yang diawali dengan South East Asia, North & Central Asia, East & North Asia, Pacific, dan South & Southwest Asia.

Dyah Roro hadir dan turut berdiskusi serta memberi gagasan dalam satu sesi "Youth Dialogue" bersama sejumlah pemuda lainnya yakni, Asel Kubanychbekova, pendiri Woman’s Entrepreneurship Develpoment Fund dari Kyrgystan; Munkh-Erdene Davaajav, Koordinator Pemuda Nasional, dari Mongolia; Juliette Hakwa dari Kementerian Monitoring dan Evaluasi Vanuatu; dan Nova Ahmad, ilmuwan komputer dari Bangladesh.

Forum ini dibuat sebagai wadah diskusi perwakilan pemimpin muda di seluruh dunia dengan Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed, yang menaruh perhatian besar pada tercapainya SDGs demi masa depan yang lebih baik.

Dalam hal ini, pemuda sebagai generasi penerus dan penggerak di masa depan merupakan pionir utama dari semua upaya mencapai target-target SDGs.

Karenanya, forum ini tidak hanya dibuat sebagai wadah diskusi, tetapi juga menjadi ajang bertukar informasi yang memungkinkan terjadinya kolaborasi dan sinergi dari para perwakilan pemuda untuk bahu membahu membangun masa depan dunia, yang berkelanjutan.


Baca juga: RUU EBT dinilai hanya mengakomodir kepentingan bisnis pengusaha

Baca juga: RUU Energi Baru dan Terbarukan diharapkan tidak jadi regulasi mati

Baca juga: DPR ingin RUU Energi Baru dan Terbarukan rampung tahun ini


Baca juga: Anggota DPR: RUU EBT harus mampu jawab keinginan investor

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021