Mereka mengira kita akan terpecah belah, namun lewat kronologi ini masyarakat Makassar terlihat semakin kuat dan bersatu
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melibatkan para pemuda lintas agama untuk bersama-sama melawan paham radikalisme dan menjadi pelopor penjaga kedamaian antarumat beragama.

"Dua pelaku bom bunuh diri ini ternyata masih muda, berusia sekitar 23 tahun. Ini adalah usia emas pemuda dan sekarang jaringan teroris itu menjadikan pemuda sebagai targetnya," ujar dia di Makassar, Senin.

Dia mengatakan teror bom bunuh diri yang memakan puluhan korban dimaksudkan untuk memecah belah persatuan suatu daerah.

Namun, kejadian yang menghentak warga pada Minggu (29/3) pagi itu, telah membuat warga Makassar semakin kuat dan bersatu melawan segala bentuk radikalisme.

"Teroris itu musuh kita, kita mengutuk keras. Mereka mengira kita akan terpecah belah, namun lewat kronologi ini masyarakat Makassar terlihat semakin kuat dan bersatu. Kita jangan kalah atas kejadian tak terpuji ini," katanya.

Baca juga: Wali Kota Makassar jenguk korban bom Gereja Katedral di rumah sakit

Ramdhan "Danny" Pomanto menyampaikan di hadapan pemuda lintas agama bahwa kondisi di Kota Makassar kembali normal.

Hal itu, katanya, terjadi karena imbauan tegas yang dibuatnya bersama pihak berwajib (TNI dan Polri) agar tidak menyebarluaskan hal-hal negatif atas kejadian tersebut di sosial media.

"Kemarin saya di sana dan antisipasi kita membuat cepat video imbauan bersama pihak TNI, Polri agar masyarakat tak perlu panik dan takut. Tapi tetap waspada. Jangan menyebar foto-foto aksi bom di sosial media, dan terbukti hari ini kita menunjukkan keberanian dan persatuan kita," kata dia.

Dirinya juga bermaksud membuat pasukan lintas agama untuk mengawal acara-acara keagamaan di Kota Makassar pascateror bom di Gereja Katedral Makassar.

Hal itu, kata dia, dianggap perlu karena beberapa perayaan keagamaan akan berlangsung dalam waktu dekat, seperti Hari Raya Paskah pada 4 April, Bulan Ramadhan dan Idul Fitri pada pertengahan Mei mendatang.

"Kita akan membuat pasukan lintas agama yang menjaga Hari Raya Paskah, Idul Fitri, dan lainnya," ucapnya.

Pasukan lintas agama yang akan dibentuk itu, terdiri atas komunitas kepemudaan. Hal itu dibutuhkan, mengingat pelaku bom bunuh diri di Makassar berusia masih muda.

"Pelaku bom bunuh diri itu usianya pemuda, maka kita harus bersama pemuda karena hanya pemuda juga yang bisa menyelesaikan masalah kepemudaan," kata dia.

Baca juga: Menag minta setiap umat kembalikan agama ke fungsinya
Baca juga: Dua pengebom Gereja Katedral sekelompok kajian pengebom Villa Mutiara
Baca juga: JK: Masyarakat harus bersatu lawan kelompok radikal

 

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021