Bila publik takut, berarti tujuan mereka menciptakan ketakutan berhasil
Jakarta (ANTARA) - Ketua Centra Initiative dan peneliti Imparsial Al Araf mengatakan serangan yang dilakukan kelompok teroris hanya sasaran antara, karena pada dasarnya aksi teror dilakukan untuk membuat ketakutan yang meluas di kalangan masyarakat.

"Serangan ke Mabes Polri ingin memberikan pesan bahwa markas besar polisi bisa mereka serang untuk menimbulkan ketakutan publik," kata Al Araf dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dalam konteks tersebut, Al Araf mengatakan masyarakat jangan terbawa pada tujuan kelompok teroris dengan merasa takut. Kelompok teroris harus dilawan dengan tidak merasa takut yang berlebihan.

"Bila publik takut, berarti tujuan mereka menciptakan ketakutan berhasil," ujarnya.

Al Araf mengatakan polisi dan kantor polisi menjadi salah satu sasaran serangan kelompok teroris di Indonesia. Hal itu terbukti dengan beberapa serangan yang dilakukan terhadap anggota polisi, pos polisi, dan kantor polisi.

Penyerangan terhadap polisi di Markas Besar Kepolisian RI pada Rabu sore, menjadi penegasan bahwa polisi dan kantornya menjadi sasaran kelompok teroris.

"Hal itu tentu tidak lepas dari kerja Polri selama ini yang melakukan penangkapan terhadap pelaku terorisme dan kelompoknya," katanya pula.

Menurut Al Araf, kelompok teroris menilai polisi adalah musuh mereka, karena menangkap dan membongkar jaringan mereka sehingga menghambat tujuan politik mereka.

Sebelumnya, terjadi penyerangan terhadap Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan pada Rabu sore oleh seseorang yang bersenjata api. Pelaku seorang perempuan kemudian dilumpuhkan oleh polisi dengan tembakan hingga tewas.
Baca juga: MPR: Teror Mabes Polri "alarm" keras tingkatkan kewaspadaan
Baca juga: Anggota DPR sebut deteksi dini intelijen penting jaga keamanan negara

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021