Saya juga minta bupati/wali kota turun ke lapangan untuk memantau harga-harga di pasar. Komoditas yang sekiranya bisa dipenuhi sendiri, seperti bawang merah, coba diperluas oleh kepala daerah
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meminta kabupaten/kota di daerahnya segera memantau perkembangan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan 1442 Hijriah.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan pemprov sudah berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi lonjakan harga maupun ketersediaan bahan makanan yang kerap memicu inflasi.

“Saya juga minta bupati/wali kota turun ke lapangan untuk memantau harga-harga di pasar. Komoditas yang sekiranya bisa dipenuhi sendiri, seperti bawang merah, coba diperluas oleh kepala daerah,” kata Herman Deru saat High Level Meeting TPID Sumsel di Palembang, Rabu.

Menurut dia, peran pemerintah daerah dibutuhkan saat momen seperti Ramadhan, untuk memastikan harga dan pasokan dalam kondisi terjangkau dan tersedia. Dengan demikian, kata dia, perkembangan harga tidak dipengaruhi faktor psikologis.

“Karena seringkali kenaikan harga itu lantaran faktor psikologis saja, isu-isu terkait pasokan bisa memengaruhi pasar. Makanya pemerintah harus hadir untuk menjaga stabilitas harga tersebut,” kata Deru.

Salah satu upaya yang kerap dilakukan pemda dalam menjaga keseimbangan harga yakni dengan operasi pasar.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Ahmad Rizali mengatakan pihaknya bakal menggelar operasi pasar sebanyak lima kali selama menjelang dan saat Ramadhan berlangsung.

“Untuk lokasi pelaksanaan operasi pasar akan dipusatkan di kantor kecamatan yang ada di Palembang. Untuk daerah lain, akan menyusul nantinya,” kata Rizali.

Ia mengatakan Pemprov Sumsel akan menurunkan tim untuk terjun ke lapangan demi memantau harga dan stok pangan di pasar tradisional.

“Rencananya ada dua tim yang diturunkan di Pasar KM5 dan Pasar Soak Bato. Dengan peninjauan pasar ini akan diketahui ketersediaan bahan pangan di wilayah kita,” ujarnya.

Bank Indonesia Perwakilan Sumsel mencatat secara historis inflasi Sumsel meningkat pada periode Ramadhan dan Idulfitri.

Kepala BI Perwakilan Sumsel Hari Widodo mengatakan perlu adanya antisipasi pengendalian inflasi oleh TPID selama periode tersebut.

“Tim harus memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif untuk menjaga laju inflasi selama momen Ramadhan dan Idul Fitri,” kata dia.

Ia memaparkan selama lima tahun terakhir terdapat lima komoditas utama yang sering menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Komoditas itu berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Adapun perinciannya mencakup daging ayam ras yang telah 34 kali menjadi penyumbang inflasi, cabai merah sebanyak 29 kali, bawang merah sebanyak 24 kali, telur ayam ras sebanyak 18 kali, dan rokok sebanyak 16 kali.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan hingga saat ini pihaknya juga terus melakukan operasi pasar guna memantau ketersediaan pangan.

“Ketersediaannya cukup, kemudian harganya juga tetap stabil,” ujarnya.

Ia menjelaskan biasanya pada bulan Ramadhan terjadi kenaikan permintaan di masyarakat, oleh karena itu pasokan bahan pokok wajib terjaga.

“Inflasi sangat dipengaruhi permintaan, mudah-mudahan dengan ketersediaan yang memadai inflasi di Palembang stabil,” ujarnya.

Wali Kota berharap masyarakat tidak memengaruhi inflasi dengan beragam isu yang dinilai berlebihan. Selain itu, ia mengimbau masyarakat tidak melakukan pembelian barang secara berlebihan (panic buying).

“Yang penting ketersediaan sembilan bahan pokok itu cukup untuk di Kota Palembang,” kata dia.

Baca juga: Satgas Pangan Polda Sumsel temukan SPBE Palembang kurangi isi tabung

Baca juga: BPKP kawal program pertanian Sumsel mencegah penyimpangan dana

Baca juga: Sumsel siapkan lokasi lumbung pangan baru


 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021