Jakarta (ANTARA) - Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Samto mengatakan kementerian menyediakan akses layanan pendidikan untuk anak autisme melalui tiga jalur.

“Pertama adalah sekolah luar biasa. Anak autisme bisa bersekolah di sekolah luar biasa,” ujar Samto di Jakarta, Kamis.

Layanan pendidikan berikutnya melalui Pusat Layanan Autis (PLA) yang tersedia di setiap kabupaten/kota. Berikutnya adalah melalui sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusi.

Baca juga: Riza ajak masyarakat yang miliki anggota autisme agar tetap semangat

“Kami berharap dengan akses layanan pendidikan bagi anak autisme ini, mereka bisa mendapatkan akses layanan pendidikan dengan baik,” harap Samto.

Psikolog pendidikan anak, Dr Dewi Retno Suminar, mengatakan pengasuhan memegang peranan penting dalam pendidikan anak-anak autisme. Banyak anak yang mengalami autisme, namun menjadi sukses saat dewasa.

Dewi mengatakan saat anak mengalami autisme, orang tua banyak yang tidak percaya, bingung dan juga sedih. Dalam pengasuhan anak autisme, orang tua harus memahami keterbatasan anak, melakukan stimulasi dan menjaga emosi.

Misalnya dalam stimulasi bermain, orang tua hendaknya fokus pada aspek apa yang distimulasi. Lalu bayangkan aspek itu dari mainan yang akan diberi dan selalu dampingi, contoh dan selalu sabar.

“Bermain terbukti memberikan dampak pada aspek kognisi, afeksi dan sosial anak,” kata Dewi.***3***

Baca juga: Autisme "rigid" perlu metode khusus bentuk kebiasaan baru saat pandemi
Baca juga: Arnold Syamsir: Orang tua anak berkebutuhan khusus harus bangkit
Baca juga: Pedoman autisme baru berfokus pada diagnosis dini, perawatan


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021