Bandung (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat (Jabar) menyatakan kebijakan pemerintah pusat yang melarang mudik Lebaran 2021 telah dipikirkan secara matang, termasuk tentang dampak terhadap sektor ekonominya.

"Jadi kami sangat mendukung Pak Gubernur Jabar. Tentu apa yang sudah diputuskan ini sudah dipikirkan dengan matang walaupun secara jangka pendek ada dampak negatif," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Herawanto di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) Jabar di Pendopo Kabupaten Garut, Jumat.

Dia mengatakan, setiap kebijakan ataupun keputusan pemerintah selalu memiliki dampak alternatif.

Baca juga: Jubir: Masyarakat yang dapat izin perjalanan harus karantina lima hari

Baca juga: Kakorlantas minta jajaran tingkatkan pengamanan mulai 26 April


"Jika mudik dilarang dampaknya seperti apa, kalau diizinkan seperti apa," ujar Herawanto.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika mudik lebaran tahun ini diizinkan, kemungkinan transaksi akan meningkat, namun yang perlu diperhatikan adalah dampak ikutannya, kasus COVID-19 bisa kembali meningkat.

"Jika kita belajar dari pengalaman lalu (libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2020), kasus COVID-19 meningkat. Lalu akibatnya malah lebih parah bagi perekonomian," ujar dia.

Oleh karena itu, kata Herawanto, dalam mengambil kebijakan, jangan pernah hanya melihat dampak jangka pendek sehingga BI Jabar mendukung Gubernur Jabar mengambil keputusan dari perhitungan yang matang.

Walaupun, kata dia, dalam jangka pendek akan menimbulkan dampak negatif.*

Baca juga: Jakarta kemarin, larangan mudik hingga Jakarta bebas korupsi

Baca juga: Kakorlantas ajak masyarakat tunda mudik lebaran 2021

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021