Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti berharap media digital digunakan dengan bijak, hal ini terkait peluncuran empat modul literasi digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Surabaya.

"Saya berharap peluncuran empat modul literasi digital ini bisa membuat generasi milenial memanfaatkan media digital dengan bijak," kata La Nyalla dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Senin.

Ia mengatakan, keempat modul yang diluncurkan itu terdiri dari Budaya Bermedia Digital, Aman Bermedia Digital, Etis Bermedia Digital, serta Cakap Bermedia Digital.

"Literasi digital itu sangat penting. Apalagi Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sangat dibutuhkan. Ke depan, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan cakap di media digital yang tentunya menguasai literasi digital," tutur Senator asal Jawa Timur ini.

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini menilai Indonesia menghadapi gap yang sangat jauh terkait kecakapan literasi media digital.

"Itulah mengapa kita memerlukan pendidikan media digital yang masif. Selain garapan yang diluncurkan oleh Kominfo melalui empat modul literasi digital, rasanya perlu juga komunikasi digital masuk pada kurikulum muatan lokal di tingkat sekolah mulai sekolah dasar jika memungkinkan. Tujuannya, agar anak-anak milenial akrab dengan keetisan komunikasi digital dan tidak salah kaprah menggunakan teknologi," kata La Nyalla berharap.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mengatakan, peluncuran itu selaras dengan informasi bahwa dibutuhkan sembilan juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya.

La Nyalla mengatakan, Indonesia memerlukan percepatan dalam berinovasi pada pemenuhan talenta digital ini terutama dalam artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication.

"Dengan demikian generasi kita akan mampu menekan bahkan menghindari kejahatan cyber berupa penipuan daring, perjudian atau money game, prostitusi online, disinformasi atau hoaks, pencurian data pribadi, cyberbullying, hate speech, dan kejahatan digital lainnya," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu.

Baca juga: Ketua DPD RI perjuangkan pelestarian budaya Nusantara
Baca juga: Ketua DPD minta pemerintah tegur TikTok terkait konten berbahaya


Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021