Johannesburg (ANTARA News) - Asosiasi Pencak Silat Afrika Selatan (SAPA) untuk pertama kalinya akan menggelar kejuaraan pencak silat tingkat nasional memperebutkan Piala Duta Besar Republik Indonesia (Ambassador Cup) pada 26-27 September mendatang Johannesburg.

Ketua Umum SAPA Sariat Arifia di Johannesburg, Senin, mengatakan bahwa pada kejuaraan yang pertama kali tersebut, diharapkan masyarakat Afrika Selatan secara perlahan bisa mengenal lebih dekat cabang olah raga asal Indonesia.

"Kejuaraan ini mendapat dukungan penuh dari KBRI karena bagaimana pun, pencak silat juga bisa menjadi media untuk mempromosikan Indonesia," kata Sariat, seorang pengusaha asal Indonesia yang bermukim di Johannesburg.

Di Afrika Selatan saat ini, terdapat sekitar 400 pesilat yang berada di tiga kota utama negera itu, yaitu Johannesburg, Pretoria dan Cape Town.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 280 pesilat berada di Johannesburg yang bergabung dengan Permai Martial Art, perguruan yang berafiliasi dengan Al Azhar Seni Bela Diri Jakarta.

Menurut Sariat yang sengaja mendatang dua pelatih Indonesia ke Afsel, yaitu Prihardjono dan Syahrowi, Ambassador Cup tersebut juga akan dijadikan sebagai seleksi untuk mengikuti kejuaraan dunia di Samarinda pada 12-18 Desember mendatang.

Meski baru pertama kali digelar, kejuaraan tersebut tetap menerapkan aturan yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Namun untuk mengakomodasi peserta yang masih ketrampilan yang terbatas, panitia tetap akan menerima mereka, tapi hanya untuk pertandingan eksibisi di nomor seni.

Kota yang berpotensi untuk pengembangan silat menurut Sariat adalah Cape Town karena dikota tersebut terdapat sekitar satu juta warga keturunan Melayu.

"Tapi justru di kota tersebut pencak silat tidak bisa berkembang karena banyak kendala, salah satunya biaya transportasi bagi pelatih Indonesia untuk melakukan demo pengenalan bagi masyarakat," katanya.

Perguruan asal Malaysia, yaitu Pukulan Malaka dan Keris Luk Sembilan, pernah membuka cabang di Cape Town, tapi masing-masing hanya mempunyai 20 murid karena tidak berkembang dengan baik akibat kekurangan tenaga pelatih.

Peluang tersebut, menurut Sariat bisa dimanfaatkan oleh pencak silat Indonesia dan juga pemerintah Indonesia sebagai media promosi, termasuk promosi pariwisata dan peluang ekonomi.

"Saya berharap pemerintah Indonesia juga bisa ikut memberikan dukungan, seperti biaya transportasi pelatih dari Indonesia saat melakukan promosi ke berbagai kota," katanya.

Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan Sjahril Sabaruddin menyatakan siap untuk mendukung perkembangan silat di Cape Town dan juga kota lainnya.

"KBRI akan membantu memfasilitasi untuk mengirim pelatih dari Indonesia ke Afrika Selatan. Diharapkan dalam waktu dekat juga bisa dibuka cabang perguruan silat di Durban," kata Sjahril yang baru dua bulan menjabat Duta Besar RI di negara berpenduduk 49 juta itu.
(T.A032/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010