Pemahaman kesetaraan gender masih belum populer dibandingkan konstruksi sosial patriarki yang telah dipercaya secara turun temurun
Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan perempuan, khususnya para ibu, memiliki peranan penting dalam meningkatkan kecintaan anak pada buku.

“Kaum perempuan, khususnya ibu, memiliki peran kuat dalam mewujudkan bangsa yang tangguh dengan sumber daya manusia unggul. Ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama meningkatkan kecintaan anak pada buku atau literasi. Apalagi, literasi menjadi modal dalam menciptakan SDM yang mampu berkompetisi secara global,” ujar dia di Jakarta, Jumat.

Dia mendorong peran perempuan dalam membangun bangsa melalui literasi. Kondisi literasi Indonesia masih harus diperbaiki, terutama pada sisi hulu. Di sisi hulu, peran negara yakni legislatif, eksekutif, yudikatif, TNI-Polri dibutuhkan dalam membuat kebijakan untuk mengatasi distribusi dan produksi buku yang belum ideal dan anggaran.

“Nah sekarang hadir kita dari sisi hulu adalah peran negara, ada legislatif, ada eksekutif, yudikatif, TNI-Polri, para civitas academica hadir dari perguruan tinggi. Banyak perempuan perempuan Indonesia menjabat sebagai rektor, wakil rektor, dekan, dan sebagainya. Kita semua adalah orang-orang yang dituntut untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi bangsa ini,” kata dia.

Baca juga: Perpusnas: Minat baca tinggi, hanya kekurangan bahan bacaan

Perpustakaan sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan mendukung terwujudnya masyarakat berliterasi tinggi melalui transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Di perpustakaan, masyarakat, khususnya kaum perempuan, diajarkan dan didampingi untuk menerapkan konten dari buku-buku ilmu terapan. Pendampingan keahlian diberikan untuk membentuk jiwa wirausaha demi meningkatkan kesejahteraan.

“Perpustakaan Nasional melalui transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial sejak 2018 sampai sekarang ini, sudah mampu menuliskan testimoni dari ribuan masyarakat yang tadinya pengangguran terbuka karena sudah bisa punya usaha dengan perpustakaan, belajar internet dan penyediaan buku buku ilmu terapan,” kata dia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan saat ini pemahaman akan pentingnya kesetaraan gender belum sepenuhnya tercapai. Hal itu terlihat dari masih banyaknya perempuan yang mengalami diskriminasi, stigmatisasi, stereotip, bahkan kekerasan.

Meskipun berkat perjuangan Kartini dan pahlawan perempuan lainnya, katanya, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki semakin diakui. Bahkan diamanatkan dalam konstitusi UUD 1945, sekarang perempuan dapat sekolah, berpendapat di ruang domestik maupun publik dan dapat menjadi pemimpin dalam berbagai sektor.

"Pemahaman kesetaraan gender masih belum populer dibandingkan konstruksi sosial patriarki yang telah dipercaya secara turun temurun. Untuk mengatasinya, diperlukan sinergi yang kuat dari berbagai pihak, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, kelompok masyarakat maupun media untuk mematahkan konstruksi sosial patriarki tersebut,” kata Bintang.

Baca juga: Pegiat literasi minta masyarakat perbanyak membaca saat pandemi
Baca juga: Perempuan berperan penting tumbuh kembangkan budaya literasi


Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021