Tirana (ANTARA) - Albania mengadakan pemilihan parlemen pada Minggu yang mungkin akan menjadi pertarungan seimbang antara Sosialis yang berkuasa dan oposisi saat korupsi sangat membebani para pemilih di salah satu negara termiskin Eropa itu.

Partai Sosialis (PS) dari Perdana Menteri Edi Rama memperjuangkan masa jabatan ketiga, sementara Partai Demokrat (PD) Lulzim Basha ingin kembali berkuasa delapan tahun setelah kalah dalam pemilihan.

Pemungutan suara dibuka pada pukul 7 pagi waktu setempat dan akan ditutup pada pukul 7 malam.

"Saya ingin melihat perubahan di semua sektor. Saya ingin Albania bergerak menuju Uni Eropa," kata Edmond Katanxhaj, 64, yang termasuk di antara orang pertama yang memberikan suara di tempat pemungutan suara di Tirana.

Tirana diberi status kandidat Uni Eropa pada 2014, tetapi hanya ada sedikit kemajuan karena batas kemampuan pertumbuhan di sekitar blok itu dan kurangnya reformasi di Albania.

Dengan populasi 2,8 juta, tetapi 3,6 juta pemilih karena diasporanya yang besar, Albania memiliki sejarah kekerasan dan tuduhan penipuan selama pemilu dalam tiga dekade sejak berakhirnya komunisme.

Pada Rabu (21/4), seorang pendukung PS tewas dan empat orang terluka dalam baku tembak menyusul perselisihan antara pendukung Sosialis dan Demokrat.

Para pemilih sangat ingin mengakhiri korupsi yang meluas. Albania berada di peringkat 104 dalam daftar 180 negara Transparency International untuk tahun 2020 dan dituduh oleh Amerika Serikat sebagai sumber utama produksi ganja dan pengiriman obat-obatan lainnya.

Orestia Nano, seorang seniman, mengatakan motif utamanya memilih adalah untuk mengakhiri korupsi.

"Saat saya masuk Universitas Seni ada orang seusia saya yang membayar uang untuk masuk sekolah. Ada orang yang harus mengeluarkan uang untuk berobat (di rumah sakit negeri)," katanya.

"Itu (korupsi) sangat buruk di kalangan yang sangat tinggi."

Rama, pelukis berusia 56 tahun dan mantan pemain bola basket, telah berkuasa selama delapan tahun. Basha, seorang pengacara berusia 46 tahun dan mantan wali kota Tirana, sebelumnya pernah menjabat posisi pemerintahan dan menghabiskan waktu tinggal di Belanda.

Pemerintah baru harus menangani pandemi virus corona dan membangun kembali setelah gempa bumi 2019 yang menewaskan 51 orang dan merusak lebih dari 11.400 tempat tinggal.

Dua belas partai politik mengambil bagian untuk memilih parlemen dengan 140 kursi, dengan jajak pendapat menunjukkan PS dan PD hampir menjadi partai dengan suara terbanyak. PD memimpin koalisi oposisi.

Sumber: Reuters
Baca juga: Lebih 8.000 pengamat akan pantau Pemilu Albania
Baca juga: Ribuan Warga Albania Tuntut Penghitungan Ulang Suara Pemilu

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021