Gresik (ANTARA News) - Jamaah masjid di Pulau Bawean di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, selama ini menjalankan shalat menghadap arah barat atau arah Afrika bukan Ka'bah di Makkah, kata pakar hisab rukyah Pondok Pesantren Miftahul Huda IV Kepanjen, Malang, Shofiyulloh.

"Berati selama ini shalatnya orang Bawean menghadap ke negara Afrika bukan Ka'bah di Makkah. Sebab, arah Ka'bah saat ini telah berubah karena gempa dan pergeseran lempeng," kata Shofiyulloh, usai mengadiri rapat bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean dan takmir masjid se-Bawean di gedung NU setempat, Senin.

Ia meminta jajaran pengurus Masjid di Bawean segera merubah shafnya. Karena masalah kiblat menentukan syah dan tidaknya seorang muslim dalam menjalankan sholat

"Tidak usah merubah bangunanya, tetapi cukup dengan merubah shafnya saja. Sebab yang terpenting adalah yang sholat menghadapnya tepat ke Ka`bah bukan Masjidnya atau Mushola-nya," ujarnya

Ia menjelaskan, arah kiblat bisa berubah disebabkan dua hal, yaitu gempa bumi dan pergerakan lempeng.

Pergeseran terjadi bila ada gempa bumi yang diikuti dengan longsor pada tempat berdirinya masjid, dan gempa yang diikuti dengan patahan lempengan bumi yang luas dengan salah satu cirinya diikuti dengan tsunami.

"Berdirinya masjid yang tidak tepat mengarah ke kiblat karena masih adanya anggapan letak Ka`bah tepat di arah barat. Di samping itu karena ada yang membangun masjid disejajarkan dengan jalan. Kita harus menempatkan arah kiblat karena termasuk salah satu syarat sahnya sholat, berdasarkan surat Al Baqoroh ayat 150," kata Shofiyulloh.

Lebih jauh ia menjelaskan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa, cukup menghadap arah kiblat (shaf salat) dan tidak harus mengubah fisik bangunan Ka`bah.

(ANT-163/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010