Satwa buas itu terlihat berjemur, dan tidak menunjukkan sifat agresif
Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam menyatakan buaya muara (Crocodylus porosus) yang berjemur di daratan menyerupai kebun pisang dekat permukiman warga, Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara merupakan habitat dari satwa itu.

"Ini hasil identifikasi petugas Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam di lokasi kemunculan buaya, Selasa. Lokasi merupakan habitatnya dan merupakan daerah konservasi high conservation values (HCV) PT Mutiara Agam," kata Kepala Resor KSDA Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Selasa.

Ia mengatakan, beberapa hari ini media sosial di Agam dihebohkan dengan video penampakan buaya.

Dalam video berdurasi 25 detik itu, terlihat seekor buaya berukuran cukup besar mulutnya sedang menganga di daratan pinggiran sungai menyerupai kebun pisang.

"Satwa buas itu terlihat berjemur, dan tidak menunjukkan sifat agresif," katanya.

Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan Pemerintahan Nagari Tiku Limo Jorong kepada Resor KSDA Agam.

Petugas KSDA yang mendatangi lokasi kemunculan satwa buaya itu langsung melaksanakan wawancara dengan saksi mata dan melakukan identifikasi lapangan.

Hasil identifikasi KSDA Agam, katanya pula, lokasi kemunculan buaya merupakan habitatnya dan merupakan daerah konservasi HCV PT Mutiara Agam.

Sedangkan permukiman tersebut adalah mes pekerja PT Mutiara Agam yang berada berdampingan dengan lokasi HCV.

Menurut Zairal, pekerja yang mendiami mes tersebut, di lokasi HCV terdapat dua ekor buaya liar yang berukuran sekitar dua meter.

Selanjutnya KSDA berkoordinasi dengan pihak manajemen PT Mutiara Agam. BKSDA menyampaikan agar manajemen PT Mutiara Agam melakukan pemantauan dan monitoring terhadap satwa yang berada di lokasi HCV-nya.

Selain itu, agar manajemen perusahaan memberikan edukasi dan penegasan kepada para pekerja yang mendiami mes untuk tidak membuang sampah sisa rumah tangga ke dalam sungai lokasi HCV, karena hal ini dapat memancing satwa buaya untuk terus datang dan muncul dekat permukiman pekerja.

High conservation values (HCV) adalah areal di dalam konsesi perkebunan kelapa sawit yang memiliki nilai konservasi tinggi, sehingga perlu dipertahankan dan dikelola untuk menjaga keberlanjutan fungsi ragam hayati, fungsi tata air dan kesuburan tanah, dan fungsi sosial budaya.

HCV dipertahankan keberadaannya terutama untuk keberlangsungan satwa bernilai konservasi tinggi di areal perkebunan.

Berdasarkan laporan berkala yang disampaikan pihak PT Mutiara Agam, di lokasi perkebunan yang dikelola perusahaan terdapat beberapa satwa langka dan dilindungi, seperti buaya muara, beruang, berbagai jenis burung elang, siamang, kucing bakau, dan beberapa satwa penting lainnya.

Baca juga: BKSDA duga warga Agam meninggal di Sungai Masang diserang buaya muara
Baca juga: Buaya muara bertelur di kebun sawit milik warga Agam



 

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021