Pembiayaan konsumer dan retail ini terdiri dari (kredit) mitra guna berbasis payroll yang selama ini pertumbuhannya bagus secara kualitas
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) akan mengincar penguatan penyaluran pembiayaan pada segmen konsumer yang sudah tumbuh positif pada triwulan I-2021.

"Pembiayaan konsumer dan retail ini terdiri dari (kredit) mitra guna berbasis payroll yang selama ini pertumbuhannya bagus secara kualitas," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis.

Ia memaparkan saat ini pembiayaan kredit mitra guna berbasis payroll di tingkat Aparatur Sipil Negara (ASN), karyawan BUMN maupun profesi lainnya sudah memberikan kontribusi ke pertumbuhan pembiayaan.

Selain itu, tambah Hery, BSI akan mengincar penguatan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan mikro yang selama ini juga tercatat tumbuh positif dan membantu kinerja penyaluran kredit.

"Kita juga masuk ke linkage dan value change UKM (SME) yang terbukti menjadi champion di daerah masing-masing, termasuk mikro kita tetap masuk, terutama yang produktif, selektif dan terjaga dari sisi kualitas," katanya.

Kemudian, fokus pembiayaan di triwulan selanjutnya adalah kepada sektor wholesale lainnya yang selektif dan sudah terbukti aman seperti sektor yang mendapatkan penjaminan dari pemerintah maupun sektor yang mampu tumbuh positif.

"Kita banyak bekerja sama untuk underwriter pembiayaan yang sudah mendapat jaminan pemerintah seperti infrastruktur jalan, termasuk industri yang secara pertumbuhannya positif seperti healthcare, RS, industri rill maupun BUMN obat-obatan, elektronik dan pendidikan," ujar Hery.

Dengan upaya tersebut, BSI memperkirakan pertumbuhan kredit pada akhir tahun bisa mencapai kisaran 9-10 persen, dengan harapan pembiayaan yang sudah tumbuh double digit dapat terus bertahan.

Dalam kesempatan ini, BSI memaparkan kinerja pembiayaan pada triwulan I-2021 sebesar Rp159 triliun atau tumbuh 14,74 persen (yoy) yang antara lain didukung oleh sektor retail, terutama sektor konsumer, mikro maupun gadai.

Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer Rp71,6 triliun (45 persen dari total pembiayaan), korporasi Rp37,3 triliun (23,5 persen), segmen kecil dan menengah Rp20,8 triliun (13,1 persen), mikro Rp15 triliun (9,4 persen) dan komersial Rp9,6 triliun (6,1 persen).

Seiring dengan adanya kenaikan bisnis, BSI tetap menjaga kualitas pembiayaan ditunjukkan dengan tren penurunan kredit bermasalah (NPF gross) dari 3,35 persen di triwulan I-2020 menjadi 3,09 persen di triwulan I-2021.

BSI juga telah menyalurkan pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga Rp8,6 triliun per 31 Maret 2021, atau 2,8 kali dari penempatan dana PEN oleh pemerintah sebesar Rp3 triliun untuk 63.000 debitur.

Bank ikut membantu nasabah yang terkena dampak COVID-19 dengan melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada 96.000 nasabah sebesar Rp22,07 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60.000 nasabah merupakan pelaku UMKM dengan restrukturisasi mencapai Rp7,96 triliun.

Baca juga: Laba bersih Bank BSI tumbuh 12,85 persen triwulan I-2021

Baca juga: Kemenparekraf dan BSI bersinergi dukung UMKM ekonomi kreatif

Baca juga: Sinergi BUMN, BSI gandeng KAI dan anak usaha Jasa Marga

Baca juga: BSI dapat suntikan dana PEN senilai Rp3 triliun

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021