Berlin (ANTARA) - Prancis menunda pesanan Uni Eropa untuk 1,8 miliar dosis vaksin COVID-19 BioNTech/Pfizer yang direncanakan untuk dua tahun ke depan, menurut surat kabar Jerman Die Welt pada Jumat, yang mengutip diplomat Uni Eropa.

Surat kabar itu mengatakan tidak jelas apa alasan keraguan pemerintah Prancis, tetapi para diplomat Uni Eropa (EU) berspekulasi bahwa mereka mungkin ingin perusahaan Prancis memainkan peran yang lebih besar dalam produksi vaksin.

Media Jerman tersebut melaporkan bahwa pada pertemuan baru-baru ini, yang membahas tentang pesanan vaksin EU, perwakilan Prancis telah menahan pengambilan keputusan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan teknis dan permintaan klarifikasi.

Akibat permintaan vaksin global yang sangat besar untuk keperluan dosis penguat serta vaksin untuk kaum muda, pemerintah negara-negara Uni Eropa khawatir mereka mungkin terlambat dan tidak mendapatkan pasokan vaksin pesanan mereka.

"Hal itu akan menjadi bencana, yang untuk itu Prancis akan bertanggung jawab," kata Die Welt mengutip seorang diplomat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Prancis perpanjang periode vaksinasi dari empat jadi enam pekan

Baca juga: Kasus baru COVID Prancis dekati angka 30 ribu, vaksinasi capai 5 juta

Baca juga: Inggris tambah pesanan vaksin COVID Valneva jadi 100 juta dosis


 

Varian baru COVID-19 menyebar di Eropa

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021