bihalal, dulu kita datang dan berkumpul, sekarang kita bisa sesuaikan melakukannya dengan virtual
Jakarta (ANTARA) - Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mengimbau masyarakat untuk beradaptasi mengubah tradisi Lebaran seperti berbelanja, mudik, dan halal bihalal menjadi dilakukan secara virtual melalui daring untuk mencegah penularan virus COVID-19 di masa pandemi yang belum berakhir.

"Yang perlu kita perhatikan adalah adaptasi. Tradisi selama ini yang kita jalankan contohnya halal bihalal, dulu kita datang dan berkumpul, sekarang kita bisa sesuaikan melakukannya dengan virtual," kata Ketua BPKN Rizal Halim dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Tradisi lain yang disoroti oleh BPKN seperti acara buka bersama dan juga berbelanja kebutuhan lebaran yang seharusnya juga dilakukan adaptasi dengan cara menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, atau berbelanja secara daring melalui berbagai marketplace.

"Contohnya berbelanja, seperti kejadian di Tanah Abang, sudah seharusnya menuntut kita lebih bijak dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan lama. Berlebaran dengan baju baru boleh, tapi kebiasaan di satu titik dan berkerumun itu harus disesuaikan," kata Rizal.

Rizal mendorong masyarakat sebagai konsumen untuk berbelanja secara daring baik itu melalui marketplace, atau melalui aplikasi khusus dari toko-toko yang tersedia di pusat perbelanjaan atau mall.

Dia mengingatkan bahwa meledaknya kasus COVID-19 di India beberapa pekan lalu dikarenakan tradisi keagamaan yang tetap dilakukan tanpa adanya penyesuaian di masa pandemi COVID-19. Tradisi keagamaan tersebut sama halnya dengan tradisi Lebaran di Indonesia yang juga dilakukan dengan berkumpul antar keluarga dan kerabat dan dilakukan di berbagai tempat dan waktu yang berbeda.

Khusus untuk kegiatan berbelanja melalui daring, BPKN mengingatkan masyarakat untuk mencermati produk-produk pangan khas Lebaran guna mematikan keamanan produk. "Kita juga harus cermati barang-barang yang beredar yang mungkin perlu diwaspadai, khususnya pangan olahan, pastikan masa kadaluarsanya, produksinya, ijin edar, dan label lain," kata dia.

Menurut Rizal, permintaan yang meningkat jelang Lebaran membuat masyarakat dibanjiri dengan berbagai produk yang bisa saja terlewat dalam hal pengawasan kualitas produk. Dia berharap tradisi Lebaran di Indonesia bisa dikonversi dengan adaptasi kebiasaan baru tanpa menghilangkan esensinya.



Baca juga: BKPN kawal tradisi kirim parsel Lebaran agar layak diterima konsumen

Baca juga: BPKN kaji penguatan aksesibilitas untuk konsumen disabilitas

Baca juga: Cegah COVID-19, anggota DPR ajak warga ganti mudik dengan temu virtual

Baca juga: Kominfo antisipasi lonjakan "bandwidth" untuk tunjang Lebaran virtual

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021