Jakarta (ANTARA) -
Temuan survei yang dilakukan Indometer menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan masih unggul mencapai 21,4 persen, sementara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencapai 5 persen.
 
"Di tengah stagnannya partai-partai politik, elektabilitas PSI berhasil tembus 5 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer Leonard SB dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat.
 
Sementara itu, Partai Ummat membuat kejutan dengan menggeser PAN yang notabene adalah partai induknya sebelum pecah.
 
PSI naik tipis elektabilitasnya dari 4,9 persen menjadi 5,0 persen.
Dalam satu tahun terakhir elektabilitas PSI terus mengalami kenaikan pada kisaran 4 persen. Sementara itu Partai Ummat berpeluang menjadi parpol baru yang bisa mendulang dukungan pemilih Islam.
 
"Elektabilitas Ummat mencapai 1,5 persen, naik dari survei sebelumnya pada Februari 2021 sebesar 0,9 persen," kata Leonard.
 
Partai Gerindra masih di posisi kedua dengan elektabilitas mencapai 13,8 persen, disusul Golkar 8,0 persen.
 
Dua parpol oposisi mengamankan posisi pada urutan keempat dan kelima, yaitu Demokrat (7,8 persen) dan PKS (7,5 persen). Berikutnya adalah PKB (5,6 persen), Nasdem (3,5 persen), PPP (2,3 persen), dan PAN (1,0 persen).
 
Jajaran papan bawah diduduki oleh Perindo (0,5 persen), Hanura (0,2 persen), dan Gelora (0,1 persen).
 
"Di antara partai-partai gurem dan pendatang baru, hanya Partai Ummat yang berpeluang menjadi kuda hitam, dibandingkan misalnya Gelora yang juga pecahan dari PKS," tutur Leonard.
 
Sementara partai-partai lain seperti Berkarya, PBB, dan PKPI ataupun partai baru Masyumi Reborn tidak mendapat dukungan sama sekali.
 
Peluang partai-partai itu untuk berlaga pada Pemilu 2024 masih terbuka, tetapi akan berhadapan dengan ambang batas parlemen. Masih ada pula 21,8 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
 
Survei Indometer dilakukan pada 27 April-3 Mei 2021, melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019.
 
Margin of error survei sebesar ±2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021