perlu memupuk budaya dan pola pikir riset
Purwokerto (ANTARA) - Peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ropiudin mengatakan Hari Kebangkitan Nasional merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat sektor riset di Tanah Air.

"Harkitnas momentum yang tepat meneguhkan komitmen bersama untuk meningkatkan sektor riset di Tanah Air," katanya di Purwokerto, Kamis.

Peneliti senior laboratorium teknik sistem termal dan energi terbarukan Unsoed itu menjelaskan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei perlu dimanfaatkan untuk terus membangkitkan semangat berinovasi.

"Sementara itu riset sebagai bagian penting dalam inovasi sangat diperlukan dalam menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Kemandirian dalam riset yang dilakukan anak bangsa diperlukan untuk menjawab kebutuhan rakyat Indonesia," katanya.

Menurut dia dukungan terhadap peningkatan riset sangat diperlukan dari berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah, swasta, akademisi, industri, tapi juga dari seluruh masyarakat Indonesia.

"Penguatan riset dibutuhkan oleh berbagai sektor, misalkan sektor industri melalui riset pengembangan berbasis riset dasar yang kuat untuk meningkatkan produk inovasi yang siap masuk fase hilirisasi," katanya.

Baca juga: Peneliti: Harkitnas harusnya dimaknai dengan kebangkitan intelektual
Baca juga: Harkitnas, BPPT kembangkan inovasi COVID-19 di bidang kesehatan-pangan


Teknologi tinggi dan teknologi tepat guna, tambah dia, juga perlu dikuatkan dengan berbasis kearifan lokal Indonesia yang heterogen.

"Melalui momentum Harkitnas ini juga diharapkan akan membangkitkan semangat untuk mendukung peningkatan jumlah dan kualitas riset, salah satunya dengan meningkatkan alokasi anggaran riset.

"Dengan demikian, akan mendorong kemudahan dalam pelaksanaan riset, seperti kemudahan akses bahan penelitian, kemudahan mendapatkan akses peralatan lab yang handal, kemudahan mengakses sumber daya digital, kemudahan akses kerja sama dengan jejaring internasional, kemudahan untuk publikasi pada level internasional, dan kemudahan lainnya," katanya.

Dengan demikian, kata dia, peningkatan daya saing pada era revolusi industri akan dapat tercapai dalam rangka menggapai Indonesia emas 2045.

"Karena itu melalui momentum ini perlu memupuk budaya dan pola pikir riset mulai dari pendidikan dasar melalui pengembangan kurikulum, sehingga akan mencetak SDM-SDM yang tangguh dalam berfikir analitis dan kreatif," katanya.
 
Baca juga: Ketua MPR: Harkitnas jadi aspirasi majukan pendidikan nasional
Baca juga: Presiden berpesan semangat Budi Utomo bangkit-menang lawan COVID-19

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021