Jakarta (ANTARA) - Bank Mandiri melalui Mandiri International Remittance (MIR) memperluas akses pembayaran BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) bagi pekerja migran Indonesia atau PMI yang berada di Malaysia.

Dengan inovasi tersebut, pembayaran iuran BP Jamsostek akan semakin cepat karena PMI hanya perlu melakukan registrasi pada aplikasi mobile BP Jamsostek untuk mendapatkan kode pembayaran, lalu datang ke salah satu cabang MIR di Malaysia untuk melakukan pembayaran iuran BP Jamsostek.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, mengatakan, hal itu berbeda dengan mekanisme sebelumnya dengan bank lokal yang membutuhkan dokumen kependudukan dan waktu yang lebih lama.

"Kerjasama ini merupakan upaya kami mendukung program Pemerintah dalam melindungi para Pekerja Migran Indonesia atau PMI. Di sisi lain, hal ini dapat mengakselerasi ekspansi bisnis Bank Mandiri dan Mandiri International Remittance, terutama dalam menangani pembayaran program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT) BP Jamsostek di Luar Negeri," ujar Darmawan.

Baca juga: Bank Mandiri terus kembangkan layanan daring perluas akses nasabah

Senada dengan Darmawan, Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa dengan tertib membayar iuran, PMI akan mendapatkan perlindungan atas program JKK dan JKM mulai dari persiapan dan pelatihan kerja di Indonesia, saat bekerja di negara penempatan, hingga kembali ke kampung halaman dengan iuran yang sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp370 ribu.

Seperti diketahui, pembayaran iuran bagi PMI di Malaysia itu berlaku bagi para PMI yang mendaftar sebagai peserta baru ataupun perpanjangan masa perlindungan bagi peserta eksisting yang kontrak kerjanya diperpanjang. Untuk besaran iuran yang harus dibayar untuk perpanjangan masa perlindungan adalah sebesar Rp13.500 per bulannya yang dibayarkan sekaligus sampai dengan masa kontrak kerja perpanjangan berakhir

"Berdasarkan data yang kami himpun, dari sekitar 800 ribu PMI yang terdata bekerja di Malaysia, baru 10 persen saja yang masih merupakan peserta aktif. Asumsinya adalah banyak peserta yang sudah habis masa berlaku perlindungannya kesulitan untuk memperpanjang karena tidak adanya kanal pembayaran iuran," ujar Anggoro.

Kerjasama dengan Bank Mandiri melalui MIR itu selain sebagai kanal pembayaran iuran, juga diharapkan mampu menjadi kanal informasi dan edukasi bagi PMI di Malaysia.

Baca juga: Bank Mandiri gandeng pelaku fintech, dorong adopsi digital UMKM

"Kita bersama-sama dengan MIR akan aktif untuk melakukan penetrasi PMI di Malaysia dan menjadikan ini sebagai role model bagi pelaksanaannya di negara lain," kata Anggoro.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menambahkan, inisiatif perluasan kanal bayar tersebut sangat tepat diterapkan di Malaysia, pasalnya Malaysia merupakan salah satu negara dengan jumlah PMI terbesar dan saat ini Bank Mandiri menjadi satu-satunya bank nasional yang membuka akses pembayaran BP Jamsostek di Malaysia melalui 14 cabang yang dimiliki oleh MIR di Malaysia.

"Sinergi dengan Mandiri International Remittance juga merupakan salah satu strategi bisnis Bank Mandiri dalam memperbesar pangsa pasar peserta BP Jamsostek. Bank Mandiri merupakan mitra BP Jamsostek dan selama tahun 2020, Bank Mandiri melayani sekitar 9 juta transaksi BP Jamsostek dengan nominal Rp56 trilliun," ujar Panji.

Darmawan menambahkan, dukungan pembayaran iuran peserta BP Jamsostek tersebut akan melengkapi layanan keuangan lain yang telah diberikan kepada PMI yang bekerja di Malaysia, yakni layanan pengiriman uang ke sanak keluarga di rumah dan pembuatan rekening Mandiri Tabungan.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021