Persiapan digitalisasi SD ini menjadi tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah
Singaraja, Bali (ANTARA) - Direktur Sekolah Dasar (SD) Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Sri Wahyuningsih mengunjungi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Kamis, untuk persiapan digitalisasi sekolah.

Dalam kunjungan untuk mempersiapkan digitalisasi sekolah, khususnya di tingkat SD itu, ia bersama rombongan mengunjungi beberapa sekolah, yaitu SDN 4 Tista, SDN 1 Sepang Kelod, SDN 2 Sepang Kelod, SDN 5 Sepang di Kecamatan Busungbiu. Serta SDN 3 dan SDN 2 Tigawasa di Kecamatan Banjar.

Sri Wahyuningsih menjelaskan persiapan digitalisasi SD ini menjadi tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah. Karena itu, kolaborasi diperlukan mengingat kendala yang dihadapi oleh SD yang berada di daerah-daerah sulit, seperti kendala terkait dengan ketersediaan sarana teknologi informasi dan lomunikasi (TIK) dan ketersediaan jaringan internet di daerah di mana SD tersebut berlokasi.

Dalam kaitan itu, kata dia, upaya maksimal harus dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan sarana TIK tersebut. Secara bertahap, pemerintah pusat akan melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah khususnya SD yang ada di Indonesia.

Ia menjelaskan dari sebanyak 149 ribu SD negeri dan swasta yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota, potret sekolah-sekolah sulit masih cukup banyak.

"Kebutuhan sarana TIK untuk SD masih diperlukan kurang lebih sekitar 90 persen lagi, artinya masih cukup banyak SD khususnya yang belum memiliki sarana TIK yang memadai untuk kebutuhan digitalisasi sekolah yang menjadi prioritas dalam rangka transformasi dan akselerasi," katanya.

Menurut dia masalah TIK ini memang menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama seluruh pihak. Solusi dari potret tersebut dalam rangka persiapan digitalisasi sekolah adalah adanya kemitraan antara kementerian satu dengan kementerian lainnya.

Untuk itu, katanya, antara Dinas Pendidikan dan dinas terkait lainnya perlu bermitra dalam pemenuhan kebutuhan di satuan pendidikan, baik dari sisi akses, sarana TIK maupun sarana jaringan serta kesiapan para tenaga pendidik dalam menguasai teknologi.

"Tentunya ini memerlukan waktu dan perencanaan yang matang bagi kita," kata Sri Wahyuningsih.

Sementara itu, Sekda Buleleng Gede Suyasa yang menerima rombongan menyatakan rasa syukurnya karena telah dikunjungi oleh pihak Kemendikbudristek dalam rangka persiapan digitalisasi sekolah dasar, mengingat di Kabupaten Buleleng masih ada sekolah yang secara topografi masih memerlukan perhatian, seperti aksesibilitas yang jauh.

Selain itu, juga media untuk menikmati optimalisasi digitalisasi masih ada kendala karena blank area atau tidak terdapat jaringan maupun sinyal internet.

Sementara kebijakan dari Kemendikbudristek, sekolah harus semakin digital. "Dengan kedatangan ibu Direktur SD ini, diharapkan bisa memotret kondisi beberapa SD yang ada di Buleleng," demikian Gede Suyasa.

Baca juga: Kemendikbud perlu tingkatkan kompetensi guru sebelum digitalisasi

Baca juga: Mendikbud: Rp1,49 triliun untuk digitalisasi sekolah pada 2021

Baca juga: Daerah terpencil kurang sekolah, Nadiem jangan hanya urus digitalisasi

Baca juga: Mendikbud:Belum bisa terapkan digitalisasi sekolah di Nduga

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021