Gresik, Jatim (ANTARA) - ​​​​​​PT Barata Indonesia (Persero) resmi menjadi pemasok komponen turbin proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 Cilegon senilai Rp187 miliar, setelah mengantongi kontrak baru pekerjaan tersebut.

Direktur Operasi Barata Indonesia, Bobby Sumardiat Atmosudirjo dalam keterangan persnya di Gresik, Selasa mengatakan, Barata akan memasok komponen utama turbin uap yaitu 4 unit Low Pressure Outer Casing dan 2x4 modul Condenser.

"Tidak hanya itu saja, Pabrik Komponen Turbin Barata Indonesia yang belokasi di Cilegon ini juga terlibat dalam Proyek Strategis Nasional Refinery Development Master Project (RDMP) Balikpapan milik Pertamina," katanya.

Dalam proyek itu, Barata Indonesia memasok 6 pressure vessel dan 5 unit condenser turbin uap.

Bobby menyebutkan, proyek pembangkit listrik ini merupakan pembuktian terhadap komitmen Barata dalam menyediakan solusi terintegrasi bagi industri energi yang berdaya saing.

"Dalam proyek strategis nasional ini Barata Indonesia akan memasok komponen utama
turbin uap berkapasitas total 2x1000MW (megawatt)," katanya.

Baca juga: Barata Indonesia kenalkan manufaktur Tanah Air di internasional

Ia mengatakan sebagai satu-satunya BUMN yang memiliki kapasitas konstruksi dan manufaktur sekaligus, Barata Indonesia mengambil peran di sejumlah proyek strategis dan memasok berbagai komponen kelistrikan baik dalam negeri hingga mancanegara.

"Kami turut bangga dapat terus mengambil
peran dalam proyek strategis nasional dengan memasok komponen utama turbin yang kualitasnya sudah diakui hingga lima benua,” tutur Bobby.

Sementara itu, berdasarkan catatan kinerja Semester I/2021, Pabrik Komponen Turbin Barata Indonesia juga telah mengantongi kontrak ekspor ke sejumlah pembangkit listrik beberapa negara.

Di antaranya SK Hynix Cheongju dan Icheon (Korea Selatan), Zhoushan GT 10-30 (China), BQPS III Unit 20 (Pakistan), Unique Meghnagat (Bangladesh).

"Kepercayaan ini akan menjadi komitmen Barata Indonesia untuk terus tumbuh, meningkatkan posisi nya  di pasar industri energi, baik nasional hingga global dengan menghasilkan produk yang berdaya saing, harga yang kompetitif dan delivery yang tepat waktu dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi," katanya.

Bobby optimis kinerja perseroan akan segera bangkit seiring dengan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional usai pandemi.

Baca juga: Pabrik gula yang dibangun PT Barata masuki tahap uji operasional

"Kondisi ini diharapkan dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat, sehingga berdampak pada peluang pendapatan perseroan PT Barata Indonesia (Persero)," katanya.

Barata Indonesia merupakan perusahaan BUMN yang berdiri sejak tahun 1971, dan bergerak di bidang Industri Pangan (Food), Pembangkitan (Energy), Sumber Daya Air (Water) serta Industri Komponen dan Permesinan.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021