Cilacap (ANTARA) - Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono menyatakan bahwa kebakaran yang terjadi di area pertangkian 39 Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, sudah berhasil dipadamkan.

"Tadi pukul 10.50 WIB, alhamdulillah kawan-kawan RU IV Cilacap telah bisa memadamkan seluruh api yang berada di lingkungan sekitar tangki 39. Semuanya dalam kondisi lancar dan padam semua," katanya di Cilacap, Minggu siang.

"Ini kalau kita hitung sekitar 1,5 hari dari saat kejadian timbulnya api sampai betul-betul api itu padam. Memang dalam waktu cepat. Kemarin sempat dinyatakan padam namun ternyata ada titik-titik api, satu titik api yang masih menyala, sehingga bisa dipadamkan secara tuntas tadi pada pukul 10.50 WIB," ia menambahkan.

Ia mengatakan, perusahaan sampai saat ini masih memantau proses pendinginan di area pertangkian tempat kebakaran terjadi. Suhu tangki yang terdampak kebakaran juga diukur.

"Alhamdulillah temperatur di tangki sekitar 35 derajat Celsius. Artinya, kami bisa pastikan bahwa dengan temperatur tersebut tidak ada auto ignition (pengapian otomatis)," kata Djoko, yang pernah menjabat sebagai GM Pertamina RU IV Cilacap.

Kendati demikian, dia mengatakan, perusahaan tetap waspada dan menjaga lingkungan di sekitar tangki untuk memastikan titik api tidak muncul lagi.

Djoko memastikan kebakaran yang terjadi di area pertangkian tidak sampai mengganggu operasi kilang.

Menurut dia, Kilang Pertamina RU IV Cilacap bisa beroperasi sebagaimana biasa, menghasilkan bahan bakar dan produk lain serta menyalurkannya ke wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta sebagian Jawa Barat dan DKI Jakarta.
 
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono menunjukkan kondisi area pertangkian 39 Kilang Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, setelah api berhasil dipadamkan pada Minggu (13/6/2021). (ANTARA/Sumarwoto)


Saat ditanya mengenai kandungan paraxylene yang ada di dalam tangki, Djoko mengatakan bahwa komponen paraxylene hampir sama dengan pertamax.

"Isinya sebenarnya intermedia sebelum menjadi bahan petrokimia. Dan kami ini, baju kami kotor semua, tadi kami juga fighting (berjuang) di sana (lokasi kebakaran) bersama dengan teman-teman. Enggak ada masalah, alhamdulillah masih sehat walafiat, enggak ada pengaruhnya terhadap kesehatan," ia menjelaskan.

Berkenaan dengan sumur warga Kelurahan Kutawaru yang tercemar air hujan bercampur abu dari kebakaran di Kilang Pertamina Cilacap, dia mengatakan bahwa perusahaan sudah menurunkan personel untuk menyalurkan bantuan air bersih kepada warga.

Kebakaran terjadi di area pertangkian 39 Pertamina RU IV Cilacap pada Jumat (11/6) pukul 19.45 WIB. Kebakaran yang terjadi di bundwill tangki 39T-205 itu berhasil dikendalikan kurang lebih satu jam setelah kejadian atau sekitar pukul 20.40 WIB.

Namun pada masa pendinginan tangki 39T-205, muncul satu titik api di pipa saluran keluar tangki 39T-203. Titik api itu dapat dipadamkan pada Minggu (13/6) pukul 10.50 WIB.

Baca juga:
Polisi selidiki penyebab kebakaran di Kilang Pertamina Cilacap
Pertamina Cilacap pantau dampak asap kebakaran di kilang pada masyarakat

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021