Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil China Geely akan terus bekerja pada kendaraan bertenaga metanol meskipun upaya tersebut mungkin gagal, ketua Li Shufu mengatakan pada hari Minggu (13/6).

Dilansir dari Reuters, Senin, Geely yang berbasis di Zhejiang, di antara sejumlah kecil produsen mobil yang mengembangkan kendaraan bertenaga metanol, sedang menguji taksi metanol di beberapa kota di China barat serta mengembangkan truk bertenaga metanol di unit kendaraan komersialnya.

Baca juga: Geely akan produksi satelit komersial

Li mengatakan, Geely yang memiliki Volvo Cars dan 9,7 persen saham di Daimler AG, berinvestasi di Carbon Recycling International, sebuah perusahaan Islandia, mengerjakan teknologi untuk memproduksi metanol dengan karbon dioksida, dengan cara menurunkan emisi karbon secara keseluruhan. 

"Kami akan terus mengeksplorasi teknologi kendaraan metanol. Tentu saja pada akhirnya mungkin gagal, tetapi saat ini kami masih mengerjakannya," kata Li dalam konferensi industri di kota barat Chongqing, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Bahan bakar metanol akan meningkatkan kemandirian energi China karena negara tersebut memiliki sejumlah besar batu bara, yang dapat diubah menjadi metanol.

Li juga berharap kendaraan metanol menjadi lebih bersih daripada model bensin. Li tidak menawarkan rincian teknologinya.

Dia telah mengatakan kepada Reuters bahwa Geely akan memperluas produksi kendaraan bertenaga metanol.

Geely juga mengembangkan kendaraan listrik baterai, mobil hibrida bensin-listrik, dan kendaraan komersial hidrogen.

China, pasar mobil terbesar di dunia, sedang mengembangkan kendaraan sel bahan bakar listrik dan hidrogen.

Baca juga: Saingi Tesla, Geely siap luncurkan merek EV premium baru

Baca juga: Mercedes-Benz dan Geely siapkan SUV listrik Smart tahun ini

Baca juga: Volvo dan Geely akan pakai mesin mobil yang sama
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021