mengingatkan warga desa agar tidak membuka lahan dengan cara membakar
Kayuagung (ANTARA) - Perusahaan hutan tanam industri di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, PT Bumi Andalas Permai (BAP) membentuk Masyarakat Peduli Api di sejumlah desa sekitar wilayah konsesi sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Fire Operation Management Head APP Sinar Mas Region OKI Mares Prabadi di Kayuagung, Jumat, mengatakan PT BAP yang merupakan mitra pemasok APP Sinar Mas ini bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, dan KPH Wilayah IV Sungai Lumpur-Riding dalam pembentukan MPA tersebut.

Baca juga: Kabupaten OKI optimalkan 13 Desa Tangguh Bencana cegah karhutla

Dalam pembentukan MPA ini, warga desa terlebih dahulu diberikan sosialisasi mengenai bahaya karhutla pada 7-8 Juni 2021. Selanjutnya, mereka akan dilatih dan dibekali kecakapan untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Kali ini, perusahaan menyasar warga desa berdomisili di Desa Bukit Batu, Desa Simpang Heran, Desa Banyu Biru dan Desa Sungai Batang karena desa-desa ini terbilang rawan mengalami karhutla saat musim kemarau.

Kepala Seksi Pengendalian Karhutla Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Herwin P mengatakan berdasarkan penelitian diketahui bahwa hampir 99 persen karhutla itu disebabkan ulah manusia sehingga perubahan pola pikir menjadi sangat penting dalam penanganan kasus ini.

Baca juga: BPPT : Teknologi Modifikasi Cuaca masih efektif cegah karhutla

Oleh karena itu, pembentukan MPA ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang mana lebih memprioritaskan pada upaya pencegahan dibandingkan penanggulangan. Presiden mengharapkan penanganan dititikberatkan kepada monitoring dan pengawasan hingga ke tingkat tatanan masyarakat paling bawah.

Semua pihak harus dilibatkan, mulai dari aparat di tingkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam kegiatan pencegahan tersebut.

Baca juga: Polda Sumsel bentuk tim 'drone squad' karhutla di polres

“Yang penting, bagaimana seluruh pemangku kepentingan untuk mengingatkan warga desa agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena ini sangat berbahaya sekali,” kata dia.

Lahan gambut yang sudah terbakar akan sulit dipadamkan di saat musim kemarau karena mengalami penurunan muka air, bahkan cenderung kering.

Sementara masyarakat setempat telah terbiasa menerapkan pertanian sonor, yakni justru menggarap lahan saat musim kemarau ketika tinggi muka air di lahan gambut sudah turun.

Seksi Kebakaran Hutan dan Lahan Balai PPIKHL Wilayah Sumatera Nurhadi mengatakan peran MPA sejauh ini sangat signifikan dalam penanganan karhutla walaupun bersifat sukarela.

Baca juga: Sumsel operasikan pesawat pembom air atasi karhutla

Personel MPA bisa menginformasikan lokasi titik api, hingga melakukan pemadaman awal bekerja sama dengan Manggala Agni dan perusahaan.

Mereka juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat desanya terkait bahaya karhutla serta meningkatkan kepedulian masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Kepala Desa Sungai Batang Redi Sandari mengharapkan MPA yang telah dibentuk ini dapat berkegiatan bukan hanya di musim kemarau tetapi sepanjang tahun dalam rangka menciptakan lingkungan yang lebih baik.

“Harapannya, pembinaan terhadap MPA ini terus dilakukan berkesinambungan, agar tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan di desa kami,” kata dia.

Baca juga: Tiga kabupaten di Sumsel terpantau mulai alami karhutla

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021