Itu juga sudah penuh
Surabaya (ANTARA) - Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit (RS) rujukan di Kota Surabaya, Jawa Timur, makin penuh.

Direktur RS Premier Hartono Tanto di Surabaya, Rabu, mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat kunjungannya ke RS Premier pada Selasa (29/6) bahwa untuk saat ini semua tempat tidur baik ventilator, maupun tanpa ventilator di rumah sakit penuh tidak tersisa.

"Tak hanya itu, Unit Gawat Darurat (UGD) juga digunakan sebagai tempat perawatan pasien COVID-19 dengan menyiapkan tujuh tempat tidur. Itu juga sudah penuh," katanya.

Namun, lanjut dia, pihaknya tetap melayani pasien yang terpapar COVID-19 yang memungkinkan rawat jalan. "Banyak pasien yang menghubungi, kami bukan tidak mau tapi memang tidak ada tempatnya," kata Hartono.

Hal sama juga dikatakan Direktur RS Islam Jemursari Bangun Trapsila Purwaka. Ia mengatakan, untuk saat ini BOR di rumah sakitnya sudah mencapai 100 persen. Ia pun berusaha menambah sekitar 50 tempat tidur dalam waktu dekat.

Tak hanya kapasitas tempat tidur saja yang ditambah, lanjut dia, saat ini pihaknya juga tengah melakukan rekrutmen tenaga kesehatan (nakes).

Baca juga: Dinkes Surabaya bantah tak koordinasi dengan rumah sakit soal COVID-19

Baca juga: Lima rumah sakit di Surabaya ditunjuk beri layanan ibu hamil


"Kami sedang rekrutmen dapat 20 orang. Tapi itu tidak cukup. Minggu ini mudah-mudahan 50 orang bisa, karena ada nakes kami yang juga terpapar. Jadi perlu recovery," ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pihaknya memahami apa yang dialami sejumlah rumah sakit di Surabaya dalam penanganan COVID-19. Untuk itu, lanjut dia, keadaan ini yang harus diketahui masyarakat secara masif.

Tujuannya, kata dia, dengan melihat kondisi penuhnya rumah sakit tersebut, masyarakat dapat semakin waspada dan ketat dalam menjaga prokes dimanapun mereka berada. Selain itu, Eri berharap dengan situasi saat ini seluruh stakeholder terutama masyarakat bergotong-royong.

"Ini menjadi penting untuk menghentikan laju penyebaran COVID-19 di Surabaya. Sehingga warga bisa menyaksikan keadaannya untuk menjaga kondisi baik diri sendiri, keluarga, maupun lingkungannya. Karena ketika sakit, saat ini sudah tidak ada tempat," ujarnya.

Untuk itu, orang nomor satu di lingkup Pemkot Surabaya ini berterima kasih kepada para nakes dan pihak rumah sakit di Surabaya atas perjuangannya dalam memerangi pandemi COVID-19. 

Baca juga: ITS serahkan "i-nose c-19" ke rumah sakit untuk tahap uji profil

Baca juga: Rumah sakit khusus pasien COVID-19 disiapkan di perbatasan Surabaya

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021