Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Indonesia akan membuka semua penelitian untuk pengguna global, termasuk keanekaragaman hayati (kehati), maritim dan observasi antariksa.

"Kita akan fokus untuk mentransformasikan platform riset terkait biodiversitas, kelautan, pengamatan antariksa serta maritim menjadi global platform karena topik-topik ini telah memiliki local competitiveness yang kuat secara global," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat dihubungi ANTARA, Jakarta, Rabu.

Indonesia saat ini melakukan inisiatif untuk membuka semua platform penelitian untuk pengguna global, termasuk negara anggota ASEAN.

Menurut Handoko, kolaborasi global dalam aktivitas riset sudah menjadi keniscayaan. Kolaborasi akan mendorong percepatan pencapaian hasil riset dan upaya menjawab permasalahan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Baca juga: BRIN fokus sebagai pendukung utama kebijakan berbasis iptek

Baca juga: Moeldoko: Periset harus fokus dulu pada hasil risetnya


"Meski di satu sisi kita berkompetisi secara global, di sisi lain para pelaku global berupaya meningkatkan kolaborasi. Hal ini terjadi karena sedemikian lebarnya spektrum riset dan meningkatnya kebutuhan akan kepakaran yang mendalam di berbagai bidang riset," tutur Handoko.

Untuk Indonesia, kolaborasi itu juga sangat strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi periset melalui proses transfer pengetahuan dan teknologi secara alami.

Saat ini, BRIN sedang menyiapkan setidaknya tiga platform global, yaitu Cibinong Science Center untuk Global Platform for Biodiversity Research yang pembangunannya akan tuntas pada 2022, observasi antariksa di Kupang untuk Global Platform for Space Observation yang diharapkan selesai pada 2022, serta armada kapal riset untuk Global Platform for Oceanic Research yang tuntas pada 2023.

"Meski demikian semuanya akan kita mulai pada tahun ini juga, karena sebagian fasilitas dan periset terkait sudah siap," kata Handoko.

Dalam rangka meningkatkan daya tarik Indonesia terhadap berbagai talenta unggul di dunia, termasuk para diaspora, Handoko menuturkan sangat penting untuk memperbaiki ekosistem riset dan infrastruktur riset.

Salah satu yang berpotensi untuk menjadi daya tarik adalah platform riset yang berbasis pada sumber daya alam dan keanekaragaman lokal yang dimiliki Indonesia.

"Tentu tidak hanya untuk meningkatkan daya tarik Indonesia dan menarik talenta global, tetapi juga sekaligus menjadi upaya kita untuk meningkatkan nilai tambah berbagai sumber daya alam dan keanekaragaman lokal kita dengan intervensi riset," ujarnya.

Sementara itu, untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia (SDM) unggul, BRIN telah mendapat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk merekrut kandidat periset jalur Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kualifikasi minimal S3.*

Baca juga: BRIN dorong peningkatan riset keamanan siber nasional

Baca juga: BRIN akan bentuk CISRT-BRIN untuk keamanan siber

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021