Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah segera mengambil kebijakan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang semakin meningkat dalam penanganan pasien COVID-19.

"Kebutuhan masyarakat akan oksigen saat ini sangat tinggi, seiring kian melonjaknya jumlah penderita COVID-19. Pemerintah harus cepat mengambil kebijakan, karena kondisi ini bisa memicu penimbunan oksigen. Keluarkan kebijakan 'extra ordinary' untuk menanganinya, dan pastikan pedagang tidak menimbun dan tidak memainkan harga," kata LaNyalla di Jakarta, Senin.

LaNyalla menuturkan salah satu kendala dalam penanganan pasien COVID-19 adalah memenuhi kebutuhan oksigen. Semakin tingginya jumlah penderita COVID-19 membuat kebutuhan akan oksigen meningkat sangat drastis.

Senator asal Jawa Timur itu menegaskan harus ada hukuman berat buat pelaku penimbunan di masa pandemi.

Baca juga: Pemerintah impor tabung oksigen untuk pasien COVID-19

Baca juga: Pemerintah bentuk satgas untuk pastikan kebutuhan oksigen tercukupi


"Pelaku penimbunan harus diberikan hukuman berat. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak agar jangan sampai terjadi penyelewengan, seperti penyelewengan bansos (bantuan sosial) sebelumnya. Untuk itu, kepada TNI-Polri kita minta juga turut mengawasi secara ketat agar dapat dipastikan tidak ada pihak yang menimbun dan memainkan harga," ujar LaNyalla.

Menurut dia, masyarakat tidak boleh terus mendapatkan masalah akibat persoalan itu.

"Jangan sampai masyarakat yang sudah mendapat musibah akibat terpapar COVID-19, mendapatkan masalah tambahan karena kelangkaan dan mahalnya tabung oksigen," tuturnya.

Untuk itu, LaNyalla memberikan apresiasi kepada pemerintah yang mewajibkan produsen gas oksigen untuk menggeser produksi ke oksigen medis, sehingga bisa didapat 1.700 ton per hari secara nasional, dimana 1.400 ton per hari dari nasional digunakan untuk Pulau Jawa.

"Tidak itu saja, industri oksigen kecil juga sudah mulai dikerahkan juga untuk mengonversi produksi gas oksigennya ke oksigen farmasi. Langkah-langkah seperti ini yang kita harapkan bisa membantu masalah pandemi yang sedang kita hadapi," tuturnya.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, beberapa perusahaan juga ikut mengirimkan Iso Tank. Tercatat sekitar 21 unit kapasitas 20 ton Isotank dari IMIP Morowali akan tiba di Tanjung Priok, Selasa (6/7).

Kemudian, lima unit Isotank dari Balikpapan (merupakan Iso Tank baru) yang akan tiba 9 Juli 2021 di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan empat unit 20 feet dari Pertamina (ex LNG perlu dibersihkan) sedang dalam perjalanan dari Belawan kira-kira empat hingga lima hari perjalanan laut.

Baca juga: Pemerintah berupaya memastikan kebutuhan oksigen medis terpenuhi

Baca juga: Anggota DPR: Harga tabung oksigen jangan beratkan warga


Terakhir, akan ada tambahan tiga ton oksigen cair per hari dari Krakatau Steel, Cilegon. PT Matesu Abadi dari Qingdao juga direncanakan pada 10 Juli 2021 tiba di Surabaya dan membawa 2.300 tabung kecil berkapasitas 1 m3.

Beberapa industri oksigen seperti Samator Group, Petrokimia Gresik dan LINDE Indonesia, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia juga berkomitmen untuk memasok oksigen medis di Pulau Jawa yang jika ditotal mampu mencapai 1.315 ton per hari.

"Berdasarkan data tersebut, seharusnya kita tidak kekurangan pasokan. Jika semua dimaksimalkan, pasokan oksigen akan mampu mencukupi kebutuhan medis saat ini," ujar LaNyalla.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021