Kami imbau kepada masyarakat nelayan agar berhati-hati saat melaut, karena berdasarkan pengamatan satelit, potensi gelombang tinggi di wilayah pesisir barat dan selatan Aceh mencapai empat meter
Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada seluruh nelayan di wilayah pesisir pantai barat dan selatan Aceh agar mewaspadai tingginya gelombang laut berkisar antara 3,5 meter hingga 4 meter hingga dua hari ke depan (12/7).

“Kami imbau kepada masyarakat nelayan agar berhati-hati saat melaut, karena berdasarkan pengamatan satelit, potensi gelombang tinggi di wilayah pesisir barat dan selatan Aceh mencapai empat meter,” kata prakirawan Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya Yoga Alma’ruf, di Meulaboh, Sabtu.

Menurutnya, tingginya gelombang laut di wilayah tersebut disebabkan karena adanya tekanan rendah di Teluk Benggala India dan tekanan rendah di sekitar Thailand sehingga menyebabkan adanya konvergensi (penggabungan tekanan) di wilayah Aceh.

Ia menambahkan massa udara dibelokkan ke arah utara, yakni ke arah Thailand dan Teluk Benggala India.

“Tidak hanya bagi nelayan saja, kami imbau bagi aktivitas pelayaran antarpulau di wilayah barat dan selatan Aceh juga harus mewaspadai potensi gelombang tinggi ini,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga memperkirakan sebagian besar wilayah Aceh dimulai dari Kota Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh, hingga ke kawasan barat selatan Aceh juga masih akan terus dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat selama dua hari ke depan.

“Jadi, kami juga melihat adanya potensi angin kencang selama dua hari ke depan. Kami imbau masyarakat yang beraktivitas di luar rumah juga wajib mewaspadai potensi cuaca ekstrem ini,” demikian Yoga Alma’ruf.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi gelombang capai 5 meter di perairan Aceh

Baca juga: Gelombang laut 6 meter landa perairan Sumut-Sumbar

Baca juga: BMKG ingatkan potensi gelombang capai 9 meter di perairan Aceh

Baca juga: Laut mengganas picu kenaikan harga 100 persen ikan

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021