Normal baru pertumbuhan ekonomi mungkin lebih lambat dari periode sebelum COVID-19 dan ini mungkin berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan
Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong ditutup lebih tinggi pada Senin, didorong keputusan Beijing  menurunkan syarat cadangan perbankan untuk menopang perekonomian, sementara kenaikan di bursa regional turut memberi dukungan.

Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng naik 170,70 poin atau 0,62 persen menjadi 27.515,24, sedangkan indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) naik 0,61 persen menjadi 9.945.73.

China akan memotong jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, melepaskan sekitar satu triliun yuan dalam likuiditas jangka panjang untuk menopang pemulihan ekonomi pascapandemi yang mulai kehilangan momentum.

"Normal baru pertumbuhan ekonomi mungkin lebih lambat dari periode sebelum COVID-19 dan ini mungkin berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan," kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

Saham Asia menikmati kenaikan pada Senin karena rekor tertinggi di Wall Street membantu menenangkan beberapa kegelisahan baru-baru ini atas pertumbuhan global.

Namun, kenaikan dibatasi oleh peningkatan kekhawatiran investor atas pengawasan Beijing yang meningkat terhadap sektor teknologi.

Regulator dunia maya China mengatakan pada hari Sabtu bahwa setiap perusahaan dengan data lebih dari satu juta pengguna harus menjalani tinjauan keamanan sebelum mencatatkan sahamnya di luar negeri, memperluas tindakan keras pada "ekonomi platform" yang besar.

Sumber mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa regulator antimonopoli China akan memerintahkan cabang streaming musik Tencent Holdings Ltd untuk melepaskan hak eksklusif untuk label musik yang telah digunakannya untuk bersaing dengan pesaing yang lebih kecil.

Baca juga: IHSG awal pekan ditutup naik ikuti penguatan bursa regional
Baca juga: Saham China naik, terangkat PBOC potong syarat cadangan perbankan
Baca juga: Saham Eropa menguat, terangkat sektor utilitas dan real estat

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021