Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut baik kembalinya Amerika Serikat (AS) kepada multilateralisme dan mendorong AS untuk menjalankan peran positif yang lebih besar di kawasan.

“Kepemimpinan AS dalam kerja sama internasional dan multilateralisme akan berkontribusi membuat dunia tempat yang lebih baik bagi semua. Kerja sama harus diutamakan,” kata Menlu Retno dalam Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-AS yang dilangsungkan secara virtual pada Rabu.

Dalam sambutannya, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu RI, Retno menegaskan bahwa hubungan baik antara AS dan ASEAN akan bermanfaat tidak hanya bagi ASEAN, tetapi juga bagi AS. Peran positif AS akan berkontribusi menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Ia menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan AS dalam menangani pandemi global, khususnya komitmen untuk berbagi 500 juta dosis vaksin kepada negara-negara lain untuk mengatasi kesenjangan akses vaksin. Dukungan AS terhadap penghapusan paten vaksin (TRIPS waiver) di Organisasi Perdagangan Dunia juga diapresiasi.

Selanjutnya, Menlu RI mendorong AS berperan bersama ASEAN untuk memastikan kawasan Indo-Pasifik yang aman, stabil, sejahtera, dan damai. Untuk itu, kebiasaan dialog harus diutamakan daripada konflik, kepercayaan strategis daripada defisit kepercayaan, dan kolaborasi daripada kompetisi.

“Prinsip-prinsip ini tertuang dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dan harus menjadi pedoman dalam kemitraan ASEAN-AS ke depan,” kata Retno.

Menlu Retno juga menekankan perlunya memperkuat kerja sama dalam melestarikan perdamaian dan stabilitas kawasan.

Isu Myanmar, yang masih terus menjadi perhatian dan prioritas ASEAN, juga disoroti dalam pertemuan tersebut.

“Sekarang merupakan saat yang kritis, dimana Five-Point Consensus perlu segera diimplementasikan,” kata dia, merujuk pada konsensus yang telah disepakati para pemimpin ASEAN untuk membantu menyelesaikan krisis Myanmar.

Sebagai penutup, Menlu RI menegaskan kembali bahwa dalam situasi sulit seperti saat ini, kedua pihak membutuhkan kolaborasi lebih dari sebelumnya.

Kompetisi dan rivalitas di kawasan hanya akan mengganggu upaya global memerangi pandemi. Energi kolektif perlu difokuskan untuk mengakhiri pandemi dan pulih kembali.

Di sisi lain, Menlu AS Antony Blinken menyampaikan komitmen untuk terus membantu ASEAN dalam pemenuhan vaksin di kawasan dan pemulihan ekonomi pasca-COVID-19.

AS juga mendorong peningkatan kerja sama di bidang penanganan perubahan iklim, ekonomi hijau, energi terbarukan, dan pembangunan yang berkelanjutan di kawasan.

“ASEAN merupakan mitra dagang terbesar ke-4 untuk AS. Untuk itu, AS berkomitmen untuk mendukung dan membantu pemulihan ekonomi di kawasan,” kata Menlu Blinken.

AS juga akan meningkatkan pembiayaan iklim setiap tahunnya mulai 2024 untuk mendorong kapasitas ASEAN dalam upaya mitigasi perubahan iklim, dan akan terus bekerja sama di bidang keamanan siber dan ekonomi digital.

Pada awal pertemuan, Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan berbagai perkembangan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di kawasan.

Sekjen ASEAN juga mendorong AS mendukung berbagai inisiatif ASEAN dalam penanganan pandemi, antara lain ASEAN Comprehensive Recovery Framework dan ASEAN Travel Corridor Arrangement.

Pertemuan ASEAN-US dipimpin bersama oleh Menlu AS dan Menlu Laos selaku country coordinator kemitraan ASEAN-AS. Pada periode berikutnya yang akan dimulai Agustus 2021 hingga Agustus 2024, posisi country coordinator akan dipegang oleh Indonesia.

Prioritas kerja sama ASEAN-AS yang akan didorong Indonesia dalam tiga tahun ke depan adalah pengembangan ketahanan kesehatan di kawasan, pengembangan SDM, pengembangan ekonomi kreatif dan digital, serta implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Baca juga: Setelah NATO, Biden beralih ke EU perbarui hubungan transatlantik

Baca juga: Biden akan sumbang 500 juta dosis vaksin COVID-19 ke 90 negara

Baca juga: ASEAN capai konsensus untuk akhiri krisis Myanmar

 

Indonesia terima 3 juta dosis vaksin Moderna

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021