Gresik (ANTARA News) - Jaringan distribusi air ke wilayah perkotaan yang disalurkan PDAM Gresik, Provinsi Jawa Timur, buruk hingga berakibat pasokan air tidak lancar.

Ketua Komisi A DPRD Gresik, Suberi, Senin, meminta agar jaringan pipa dibenahi dan menambah pompa air ke titik-titik layanan pelanggan.

"Sampai sekarang banyak pelanggan PDAM menjerit kesulitan air bersih hingga terkadang warga tidak mandi, karena pasokan air digilir," katanya

"Saat ini PDAM Gresik sudah memiliki 60 pompa, namun pompa tersebut rata-rata sudah uzur dimakan usia dan tidak bisa bekerja secara optimal," tandasnya.

Apalagi kata Suberi, dalam waktu dekat, akan ada kerja sama pembangunan pipa untuk proyek air Umbulan di Pasuruan.

"PDAM kan tidak diwajibkan mengejar profit, sehingga pelayanan terhadap masyarakat harus optimal," tandasnya.

Direktur PDAM Gresik, Mohammad menyatakan pihaknya sudah mengajukan anggaran sebesar Rp 3 milliar dalam APBD-P 2010 untuk pembelian tiga unit pompa baru.

Pompa ini akan ditempatkan di wilayah perkotaan untuk mengatasi kemacetan dan kesulitan distribusi air di daerah kota.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih PDAM akan menambah kapasitas sekitar 600 meter kubik.

Penambahan kapasitas tersebut membutuhkan anggaran sekiyar Rp 500 milliar, untuk memenuhi kebutuhan itu.

Rencannya, pihaknya akan mengembangkan pembangunan pipa hingga wilayah Balonpanggang, Menganti dan Driyorejo itu. Namun rencana itu untuk sementara ditunda karena tidak ada anggaran.

Kondisi ini berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan air bersih di Gresik. Hingga kini PDAM hanya mampu memenuhi 46 persen dari total kebutuhan air bersih para 56 ribu pelanggan.

Sebagian besar hanya wilayah kota saja yang dilayani. Rinciannya, 200 meter kubik perdetik untuk Gresik Kota, Menganti 100 meterkubik, Balongpanggang 100 meter kubik, dan Driyorejo 200 meterkubik.

"Tuntutan Komisi A itu membutuhkan sedikitnya anggaran sebesar Rp 500 miliar yang tidak mungkin diambilkan pada APBD, karena butuh waktu sekitar 25 tahun," katanya sembari menambahkan bahwa tengah berjuang pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan investor untuk mencari dana. (ANT-163/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010