Jakarta (ANTARA) - Penyidik Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan menetapkan 17 tersangka terkait tawuran antarkelompok pemuda di Rukun Warga (RW)11 dan RW02 Pasar Manggis, Setiabudi.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Azis Adrianysah menyebutkan dari 17 tersangka, empat orang di antaranya masih belum ditemukan dan telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).

"Dari 15 orang tersebut, 13 orang ditetapkan jadi tersangka, dua orang masih dalam pendalaman. Kemudian ada empat tersangka lain sedang proses pengejaran, dan sudah ditetapkan jadi DPO" kata Kombes Pol Azis Adriansyah di Jakarta, Rabu.

Baca juga: 15 pelaku tawuran di Pasar Manggis ditangkap polisi

Azis mengatakan para tersangka merupakan warga setempat. Kendati demikian, tawuran tidak berkaitan dengan konflik antarwilayah setempat.

"Di lokasi kami mengamankan 15 orang pemuda. Memang orang tersebut tinggal di daerah itu tapi kejadian ini bukan mengatasnamakan daerah tersebut", ujar dia.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa penyidik juga menyita beberapa barang bukti yang diduga digunakan tersangka saat kejadian.

"Kami menyita senjata tajam, molotov, pecahan botol dan beberapa batu. Ini semua ditemukan di lokasi sesaat setelah kejadian," kata Azis.

Baca juga: Dua terduga pelaku tawuran di Pasar Manggis ditangkap

Azis juga berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dan situasi di lokasi terkendali. Dia menegaskan akan menindak kelompok-kelompok yang memanaskan situasi.

Dalam kesempatan yang sama Kapolsek Metro Setiabudi Komisaris Polisi Rinaldo Aser mengatakan kondisi di lokasi kejadian telah kondusif.

"Semalam telah terjadi kesepakatan antara tokoh dari dua RW untuķ saling menjaga keamanan di lingkungan kejadian," tutur Rinaldo Aser.

Atas tindakan itu para tersangka disangkakan dengan Pasal 170 tentang pengeroyokan, Pasal 406 soal perusakan, dan Pasal 358 KUHP terkait tawuran.

Baca juga: Polsek Senen kembali tangkap tiga pelaku tawuran warga Kramat Sentiong

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021