Dengan keringanan ini, biaya listrik jadi berkurang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan kebutuhan anggaran untuk program stimulus ketenagalistrikan pada 2021 mencapai Rp11,72 triliun.

Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis, rincian anggaran tersebut adalah untuk diskon tarif sebesar Rp9,46 triliun dan untuk pembebasan rekening minimum, biaya beban, dan abonemen senilai Rp2,26 triliun.

Pemerintah telah memperpanjang program stimulus ketenagalistrikan pada triwulan IV atau hingga Desember 2021. Sementara, hingga semester I 2021, stimulus listrik tersebut telah memberikan manfaat kepada 32 juta pelanggan PT PLN (Persero).

Program stimulus ini adalah bukti kehadiran negara untuk membantu masyarakat melewati masa-masa sulit seperti saat pandemi COVID-19 ini.

Sejumlah pelanggan, yang memperoleh manfaat dari stimulus listrik tersebut antara lain Jaroti (65), yang membuka usaha industri rumahan pembuatan gitar gambus dan gendang di Bukit Intan, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. Ia mengaku pandemi COVID-19 telah membuat usahanya terpuruk.

"Biasanya saya menjual gitar gambus dan gendang ke sekolah-sekolah. Tapi sejak pandemi, pesanan berkurang. Sekolah punya fokus yang lain," ujarnya.

Kakek Jaroti, biasa dipanggil, mengungkapkan sebagai pelaku UMKM, yang berlangganan listrik golongan industri 900 VA, dirinya terbantu keringanan biaya beban atau abonemen 50 persen dari pemerintah.

"Dengan keringanan ini, biaya listrik jadi berkurang. Alhamdulillah, terima kasih pemerintah telah memperhatikan rakyat kecil, pengusaha kecil, dan UMKM," katanya.

Pelanggan rumah tangga 900 VA bersubsidi, Sri Yuliawati (50), juga merasakan manfaat dari program stimulus listrik pemerintah.

Pedagang makanan keliling di Kebon Duren, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, itu bercerita dari pagi berjualan sampai siang Rp10 ribu pun belum ia dapatkan.

"Untung ada keringanan tagihan listrik, uangnya bisa dialihkan buat beli pulsa anak sekolah untuk belajar online," tuturnya.

Pemilik salon yang merupakan pelanggan bisnis berdaya 1.300 VA di Belopa Utara, Luwu, Sulawesi Selatan, Icha (33) juga terbantu dengan keringanan penerapan ketentuan rekening minimum 50 persen bagi pelanggan yang pemakaian listriknya di bawah ketentuan rekening minimum (40 jam nyala).

"Biasanya sebulan dapat 25 pekerjaan rias pengantin, sekarang hanya empat kali, omzet turun sampai 80 persen. Namun, pengeluaran jadi lebih ringan karena ada stimulus listrik," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu pelanggan golongan bisnis besar yang mendapat keringanan adalah pusat perbelanjaan.

"Stimulus ini cukup membantu pengurangan biaya tagihan. Di tengah pandemi, mal tetap beroperasi, sehingga ini berdampak sekali pada penggunaan listrik," kata General Manager Ambon City Center (ACC) Thomas Lake.

Ia mengaku usaha malnya cukup terbantu dengan adanya keringanan rekening minimum 50 persen dari pemerintah.

Senada, Gabriella Lumantow dari Bagian Keuangan PT SIG Asia, Bitung, Sulawesi Utara, juga menyampaikan terima kasihnya karena terbantu dengan program stimulus ini.

"Dengan adanya stimulus listrik, sangat terbantu karena memberikan keringanan bagi perusahaan untuk membayar biaya listrik dengan lebih rendah," ujarnya.

Ia mengaku penjualannya terus menurun akibat pandemi, sementara kebutuhan listrik tak bisa dihentikan untuk pengolahan ikan tuna bagi kebutuhan ekspor.

Informasi lebih lanjut stimulus ketenagalistrikan dapat diakses melalui laman esdm.go.id, pln.co.id, atau melalui aplikasi PLN Mobile.

Apabila terdapat kendala, dapat disampaikan melalui Contact Center Kementerian ESDM 136, Contact Center PLN 123, atau Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.

Baca juga: PLN berharap stimulus listrik dorong pelaku usaha tetap produktif
Baca juga: Stimulus listrik diperpanjang hingga Desember, ini cara mendapatkannya
Baca juga: Kementerian ESDM: 32 juta pelanggan terima stimulus ketenagalistrikan

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021