Jakarta (ANTARA) - President of Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) Shinta Kamdani menyebutkan Indonesia memerlukan pembiayaan sebesar 4,7 triliun dolar AS untuk dapat mencapai target pembangunan keberlanjutan (SDGs) pada 2030.

"Tapi angka ini sebelum adanya COVID-19, sehingga kemungkinan akan bertambah karena adanya pandemi ini," kata Shinta dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan erat kaitannya dengan berbagai pembenahan pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Baca juga: BEI dorong penerapan ESG bagi pelaku bisnis di Indonesia

Namun, lanjut dia, pembangunan Indonesia masih cenderung berfokus pada pemulihan ekonomi dan sosial, padahal aspek lingkungan merupakan fondasi utama yang harus ditingkatkan untuk pembangunan sosial dan ekonomi.

"Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi kualitas kesehatan, akses pendidikan yang layak, ketimpangan, dan banyak hal lainnya," ujar Shinta.

Apalagi, ia menyebutkan, sejak tahun 2019, capaian indikator kesehatan di Tanah Air masih termasuk aspek yang membutuhkan perhatian khusus.

Oleh karena itu, aspek lingkungan yang sehat harus menjadi perhatian seluruh pemangku kebijakan untuk mencapai target pembangunan keberlanjutan.

Baca juga: OJK: Investasi berkelanjutan semakin diminati pasar saat pandemi

Baca juga: Mendes optimistis pembangunan lebih terarah melalui SDGs desa

Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021