Pekanbaru (ANTARA) - Rata-rata produksi gas bumi dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada akhir Juli 2021 mencapai sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional, dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

"Besaran produksi gas bumi tersebut dikelola oleh Pertamina dan jelang hari Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan kebanggaan bagi Pertamina dan bangsa Indonesia serta wujud dukungan dari segenap rakyat Indonesia sehingga alih kelola berjalan dengan baik," kata Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) sebagai induk usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), dalam keterangannya di Pekanbaru, Senin.

Dia mengatakan, untuk memastikan kelancaran proses alih kelola, imbuh Nicke, Pertamina melalui PHR juga telah membentuk Tim Transisi yang bertugas memastikan kelancaran operasi, terutama di aspek subsurface, operasi produksi, project and facility engineering, operasi K3LL, hingga ke aspek sumber daya manusia, finansial , komersial, asset supply chain management serta IT.

Baca juga: DPR harap alih kelola Blok Rokan beri kontribusi bagi Indonesia

Hal yang tidak kalah penting dalam proses alih kelola ini, katany menyebutkan, bahwa perlu mengingatkan kembali mengenai high risk pengelolaan usaha migas, selain proses kehandalan tapi aspek HSSE (Health, Safety, Security and Environment) tetap menjadi perhatian.

"Kepada seluruh manajemen dan pekerja PHR, diharapkan agar terus fokus menjalankan amanah dari Pemerintah untuk memberikan yang terbaik bagi negara, masyarakat dan bangsa melalui pengelolaan Blok Rokan agar dapat mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi Indonesia," katanya.

"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai produksi minyak mentah satu juta barrel oil per day (BOPD) dan 12 miliar standard cubic feet per day (BSCFD) di tahun 2030," jelas Nicke.

Baca juga: PLN canangkan dua tahapan untuk melistriki Blok Rokan

Karenanya, katanya lagi, selain kerja keras serta komitmen Pertamina, tentu juga diharapkan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan daerah serta seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut.

Sementara itu ia berharap produksi Wilayah Kerja (WK) Rokan dapat mencapai 165 ribu barel per hari pada akhir tahun 2021 dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun ini. Selanjutnya WK Rokan diharapkan tetap menjadi salah satu penghasil utama minyak nasional.

Hingga akhir tahun 2021, PHR merencanakan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. Untuk tahun 2022, PHR merencanakan pengeboran kurang lebih sebanyak 500 sumur baru. Komitmen ini merupakan komitmen investasi dan jumlah sumur terbesar di antara WK migas lain di Indonesia.

Kegiatan pengeboran tersebut akan didukung dengan penyiapan tambahan 10 rig pemboran sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Work Over & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin berharap, PHR berkomitmen melakukan investasi yang masif agar produksi dari wilayah kerja tersebut tidak lagi menurun bahkan dapat ditingkatkan.

"Ini harus menjadi komitmen Pertamina, mengingat WK Rokan merupakan salah satu WK terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030 mendatang," kata Menteri Arifin. 

Pewarta: Frislidia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021