Kita harus tetap optimis bahwa kelapa sawit dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan cara terus menerus meningkatkan kinerja demi pembangunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis kelapa sawit memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, walaupun banyak upaya yang dilakukan untuk menghambat dan mendiskreditkan kelapa sawit.

“Kita harus tetap optimis bahwa kelapa sawit dapat memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan cara terus menerus meningkatkan kinerja demi pembangunan kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan,” kata Menko Airlangga saat menjadi pembicara kunci pada webinar kelapa sawit secara daring, Rabu.

Menko Airlangga menegaskan pemerintah beserta stakeholder kelapa sawit Indonesia telah melakukan berbagai aksi diplomasi, advokasi, dan kampanye positif untuk melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit Indonesia. 

"Penyamaan persepsi dan narasi bersama terkait kelapa sawit Indonesia berdasarkan bukti ilmiah terus dikembangkan oleh pemerintah,” ujar Menko Airlangga.

Baca juga: Pulihkan ekonomi, RI minta EU tak diskriminatif terhadap minyak sawit

Pemerintah, lanjut dia, terus mengembangkan kebijakan yang mendorong permintaan domestik produk sawit, di antaranya melalui pengembangan biodiesel (B30) sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil.

Program B30 juga telah berkontribusi dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk sekitar 23,3 juta ton karbondioksida (CO2) pada 2020. Selain itu, Indonesia memiliki luas perkebunan kelapa sawit 16,38 juta hektare yang dapat menyerap sekitar 2,2 miliar ton CO2 dari udara setiap tahun.

“Pemerintah berkomitmen untuk mendukung Program B30 pada tahun 2021 dengan target alokasi penyaluran sebesar 9,2 juta kl. Komitmen pemerintah ini juga bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga CPO,” kata Menko Airlangga.

Minyak sawit, kata dia, juga berperan dalam mencapai target SDGs seperti sebagai sumber energi bersih dan terbarukan yang mendukung ketahanan energi nasional, penyediaan bahan makanan, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, serta pengurangan ketimpangan sosial dan ekonomi.

Baca juga: Kementerian ESDM: Pemanfaatan biodiesel tumbuh 3X lipat dalam 5 tahun

“Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk melakukan peremajaan sebanyak 180 ribu hektare kebun kelapa sawit milik petani pada tahun 2021 ini,” ujar Menko Airlangga.

Adapun kinerja ekspor pada kuartal II 2021 tumbuh 31,78 persen (yoy) yang juga disumbangkan oleh ekspor komoditas kelapa sawit. Tercatat, harga CPO internasional terus mengalami kenaikan mencapai 1.100 dolar AS per MT, yang berdampak pada membaiknya Nilai Tukar Petani (NTP) di atas 103,4 seiring meningkatnya harga TBS berkisar Rp1.800-2.100 per kilogram.

Indonesia juga produsen utama minyak sawit dengan pangsa pasar dunia lebih dari 50 persen. Komoditas ini berkontribusi terhadap 3,5 persen PDB nasional serta 13 persen dari total ekspor nonmigas atau sebesar 11,5 miliar dolar AS hingga Mei 2021 dan sebanyak 18,4 miliar dolar AS pada 2020.

“Industri kelapa sawit nasional telah berkontribusi mengentaskan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja untuk lebih dari 16 juta pekerja. Industri kelapa sawit merupakan sektor strategis bagi perekonomian masyarakat yang perlu dikawal tidak hanya oleh pemerintah saja, namun oleh semua komponen masyarakat,” kata Menko Airlangga.

Baca juga: Gapki: Harga CPO kembali naik, tembus Rp11.700 terdongkrak permintaan

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021