Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito mengatakan Bali terus melakukan pembatasan mobilitas masyarakat secara ketat sebagai strategi mengembalikan kondisi Bali untuk mencegah kenaikan kasus aktif COVID-19.

“Pembatasan ini tentu tidak serta merta, karena hal tersebut merupakan strategi berlapis dari aspek pencegahan dalam konteks preventif dari upaya pengendalian pandemi. Mulai dari pembatasan pergerakan lintas negara, pembatasan lintas provinsi hingga ke tingkat administratif terkecil di level kelurahan dan desa,” kata Ganip dalam rapat koordinasi “Pelibatan Pentahelix Akademisi” secara daring di Jakarta, Kamis.

Ganip mengatakan Bali juga melakukan pembatasan mobilitas pelaku perjalanan dalam negeri mulai dari tingkat wilayah hingga kabupaten kota dengan melakukan skrining dan memberikan persyaratan bagi para pelaku perjalanan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam SE Satuan Tugas COVID-19 (Satgas) Nomor 17.

“Tujuannya untuk membatasi operasional kegiatan masyarakat. Kita mengetahui semua bahwa faktor virus covid ini adalah manusia. Oleh karenanya untuk menekan laju penularan COVID-19, mobilitas ini yang menjadi kata kunci untuk menekan laju penularan,” kata dia menjelaskan tujuan dari pembatasan mobilitas di Bali.

Baca juga: Kemenkumham catat ada 80 WNI tinggalkan Bali menuju Australia

Baca juga: Pemprov Bali terima bantuan 2.400 ventilator dari Pemerintah Australia


Ia mengungkapkan, Bali juga menerapkan pembatasan masyarakat hingga ke lapisan mikro yakni pada tingkat banjar RT, RW dan desa. Hal tersebut bertujuan untuk mengendalikan tingkat penularan di dalam komunitas.

Selain melakukan pembatasan mobilitas, dia menjelaskan pihaknya melakukan kolaborasi riset kebencanaan yang melibatkan 23 universitas dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik untuk menghasilkan produk keilmuan yang bernilai akademis tinggi dalam penyelesaian permasalahan kebencanaan di Indonesia, khususnya pandemi COVID-19 di Bali.

Wakil Gubernur Provinsi Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan Bali telah mengalami penurunan angka kasus aktif COVID-19 yang cukup bagus dalam beberapa hari terakhir.

“Lebih baik daripada hari-hari sebelumnya, kita bisa kembali masuk ke angka tiga digit untuk yang positif yang sebelumnya nyaris hampir menyentuh angka 2.000, tapi, Alhamdulillah bisa kembali di bawah 1.000 bahkan 700 hari ini. Jadi cukup bagus,” kata Oka.

Lebih lanjut dia mengungkapkan jumlah pasien yang telah sembuh jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Walaupun, Bali masih memiliki tugas untuk menekan angka kematian yang masih tinggi.

Oka mengatakan semua pencapaian provinsi Bali saat ini tidak lepas dari bantuan semua lapisan masyarakat yang saling bekerja sama untuk mengendalikan kondisi Bali menjadi lebih baik.

“Tentu pencapaian ini tidak lepas dari kerja sama baik, perhatian pemerintah pusat, khususnya dari BNPB di Bali luar biasa, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten dan tentunya masyarakat. Baik akademik, pariwisata dan lain sebagainya. Semua bekerja keras, bahu membahu mengatasi permasalahan tadi,” ujar dia.*

Baca juga: 199 WN Australia tinggalkan Bali melalui Bandara Ngurah Rai

Baca juga: Luhut minta pemda segera buat pusat isolasi khusus ibu hamil


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021