Tidak hanya berpotensi meningkatkan perdagangan dan investasi di dua daerah juga percepatan pembangunan infrastruktur transportasi. Salah satunya memproduksi kendaraan-kendaraan listrik Korea datang dari sana...
Bandung (ANTARA) - Rencana kerja sama Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Chungcheongnam, Korea Selatan, sudah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jabar.

Gubernur Jabar M Ridwan Kamil, di Bandung, Sabtu, mengatakan persetujuan tersebut didapatkan dalam Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang Tahun 2020/2021 dan Pembukaan Masa Sidang Tahun 2021/2022.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2018, kerja sama pemerintah daerah dengan luar negeri harus mendapatkan persetujuan dari DPRD.

Maka, untuk menindaklanjuti kerja sama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan, Provinsi Jabar langsung menyampaikan dokumen rencana kerja sama kepada DPRD.

Setelah mendapatkan persetujuan, Pemda Provinsi Jabar akan mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri terkait rencana kerja sama itu.

Kemudian, usulan itu akan ditindaklanjuti dalam rapat antar Kementerian/Lembaga di lingkungan pemerintah pusat.

"Dan telah selesainya pembahasan, selanjutnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengusulkan persetujuan ini kepada Kementerian Dalam Negeri untuk dijadikan pertimbangan, dilakukan verifikasi, dan pertimbangan tertulis. Setelah itu akan ditindaklanjuti dalam rapat antar Kementerian/Lembaga pemerintah sebagai dasar penandatanganan akta kerja sama oleh kepala daerah," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Menurut Kang Emil, Pemda Provinsi Jabar akan mengoptimalkan tujuh peluang ekonomi baru dalam kerja sama dengan Chungcheongnam tersebut.

Salah satunya adalah peluang peningkatan investasi dan perdagangan, apalagi, Jabar-Chungcheongnam menjadi provinsi dengan nilai investasi tertinggi di masing-masing negara.

"Dalam konteks hubungan dengan Republik Korea, Presiden (Joko Widodo) turut memberikan arahan untuk senantiasa meningkatan volume perdagangan dan investasi. Hal tersebut tertuang dalam perjanjian Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement yang ditandatangani oleh Menteri Perdagangan Indonesia bersama dengan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan Desember 2020 silam," katanya.

Selain itu, Pemda Provinsi Jabar akan mengoptimalkan kerja sama mengenai ekonomi transportasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam kerja sama tersebut, akan ada poin terkait percepatan pembangunan infrastruktur transportasi.

"Tidak hanya berpotensi meningkatkan perdagangan dan investasi di dua daerah juga percepatan pembangunan infrastruktur transportasi. Salah satunya memproduksi kendaraan-kendaraan listrik Korea datang dari sana. Kemudian pelestarian lingkungan dengan penurunan emisi gas rumah kaca," ujar Kang Emil.

Kang Emil juga mengatakan, kerja sama tersebut meliputi pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu contohnya adalah pengembangan SDM di bidang olahraga. Chungcheongnam sendiri merupakan salah satu daerah yang kuat dan terkenal dalam melahirkan dan melatih atlet-atlet Olimpiade.

"Pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia salah satunya Provinsi ini kuat dalam melatih Atlet Olimpiade. Jadi teknik-tekniknya sedang kita pelajari mudah-mudahan PON Papua sebentar lagi kita bisa mempertahankan juara umum," katanya.

"Itulah beberapa program Capacity Building bersama Pemerintah Republik Korea dalam draft rencana kerja juga meliputi ekonomi pariwisata pembangunan berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan," katanya.

Baca juga: Pemprov Jabar genjot daya beli dan pengeluaran pemerintah

Baca juga: Jabar hilang pendapatan Rp20 miliar/hari karena PPKM

 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021