Pembentukan kelembagaan baru sangat hati-hati disikapi oleh Pemerintah saat ini
Jakarta (ANTARA) - Deputi II Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Abetnego Tarigan mengatakan pembentukan kelembagaan baru untuk menangani pandemi disikapi dengan hati-hati oleh Pemerintah.

"Pembentukan kelembagaan baru sangat hati-hati disikapi oleh Pemerintah saat ini," kata Abetnego dalam diskusi publik virtual bertajuk "Skenario Pasca Pandemi" yang digelar Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi, Rabu.

Abetnego menyampaikan hal itu, setelah mendengar masukan dari Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi yang mengusulkan keberadaan organisasi penanganan pandemi yang lepas dari domain kementerian dan dijalankan oleh sekelompok teknokrat kompeten dan independen serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Dalam jangka panjang, organisasi tersebut diharapkan menjadi embrio bagi badan nasional pengendalian wabah penyakit yang berfungsi seperti Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat.

Terkait hal tersebut, Abetnego menyebut bahwa mendirikan lembaga baru juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam meletakkannya di antara kelembagaan yang sudah ada.

Dia juga menyinggung peran CDC yang mana pada beberapa penanganan pandemi COVID-19 terjebak di dalam birokrasi, terlebih ketika pemerintahan sebelumnya kurang suportif terhadap lembaga tersebut.

"Ini perlu dilihat kelembagaan ini diletakkan secara holistik di dalam pemerintahan," ujar Abetnego.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa dalam konteks kelembagaan dan tata kelola dengan menggunakan logika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), berdirinya sebuah kelembagaan harus berlandaskan kerangka regulasi, pendanaan, pengendalian, dan evaluasi yang komprehensif.

Oleh karena itu, Abetnego menyatakan bahwa diskusi lebih lanjut dengan seluruh ahli dan pihak terkait menjadi dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi bencana wabah maupun pandemi di kemudian hari.

Dalam diskusi tersebut, Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi yang diwakili oleh sosiolog bencana dari Nanyang Technological University Singapura Prof Sulfikar Amir turut menyampaikan sejumlah hal mengenai tata kelola penanganan pandemi, hingga skenario dan peta jalan setelah pandemi yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah.
Baca juga: Kemenkes bagi beban target vaksinasi COVID-19 ke sejumlah lembaga
Baca juga: Lemhannas: Pandemi COVID-19 ikut menginfeksi ketahanan nasional

Pewarta: Muhammad Jasuma Fadholi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021