Ya tak tahu kalau dia melapor ke polisi, karena saya pikir sudah selesai
Bandarlmapung (ANTARA) - Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandarlampung A Zainuddin mengatakan peristiwa keributan yang terjadi di salah satu loket pelayanan, antara warga dan stafnya karena adanya kesalahpahaman.

"Tidak ada pemukulan pada insiden tersebut, dan permasalahannya sudah diselesaikan secara damai," kata Zainuddin, di Bandarlampung, Rabu.

Dia menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi tersebut, karena warga yang hendak memperbaiki data kependudukan diminta bersabar oleh petugas di salah satu loket pelayanan, kemudian terjadilah adu mulut antara keduanya.

"Jadi warga itu datang ingin membetulkan nama di kartu keluarga, kemudian diminta kelengkapan berkas-berkas yang menyatakan bahwa orang yang ada di KK itu benar-benar keluarganya, tapi warga ini malah bilang 'Begitu saja harus ambil akta kelahiran', kemudian terjadilah ketegangan antar keduanya," kata dia.

Atas kejadian itu, ujar dia, pihaknya langsung melerai dan mengajak yang bersangkutan ke ruangan dan mencari duduk permasalahannya serta menjelaskan bahwa untuk mengubah data kependudukan tidak bisa sembarangan, karena memang berkas-berkas pendukung harus lengkap.

Terkait warga yang diduga mengalami pemukulan oleh stafnya dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, Zainuddin mengaku tidak tahu-menahu.

"Ya tak tahu kalau dia melapor ke polisi, karena saya pikir sudah selesai. Saya juga sudah minta maaf atas kekeliruan yang terjadi dengan tindakan staf saya kepada yang bersangkutan," kata dia lagi.

Ia mengatakan atas kesalahpahaman tersebut telah menegur stafnya agar dapat melayani dan bersikap baik kepada masyarakat yang datang guna mengurus berkas-berkas kependudukan.

Rendi Aditya, warga yang diduga menjadi korban penganiayaan atau pun pemukulan oleh staf di Disdukcapil Bandarlampung telah melaporkan oknum yang menganiaya dirinya ke Polresta Bandarlampung.

Dia mengaku bahwa saat hendak mengurus data kependudukan di salah satu loket pelayanan Disdukcapil Bandarlampung mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari staf yang berjaga.

"Jadi saya mau ganti nama di kartu keluarga karena ada kesalahan nama, tapi oknum itu menyuruh saya ambil akta kelahiran, terus saya bilang hapus saja Bang, kemudian terjadilah adu mulut," kata dia lagi.

Kemudian, ujar dia, saat terjadi adu mulut dengan salah satu staf di Disdukcapil itu, dirinya dipisahkan, namun ada dorongan oleh petugas dan ditidurkan di lantai.

"Di sanalah terjadi penganiayaan kepada saya oleh orang-orang pakai baju putih di sana," kata dia pula.
Baca juga: Disdukcapil Bandarlampung memaksimalkan empat loket percepat layanan
Baca juga: Disdukcapil Bandarlampung tegaskan semua WNI berhak dapat pelayanan

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021