Palembang (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton per tahun pada 2026.

Direktur Pengembangan Usaha PTBA Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin secara virtual, Jumat, mengatakan peningkatan kapasitas angkutan ini tak lain untuk mendukung target perseroan yang ingin meningkatkan produksi batubara setiap tahunnya.

Pada tahun 2021, PTBA menargetkan produksi batubara 30 juta ton.

“Kami (PTBA) akan membenahi dari sisi pertambangannya, dan KAI kami minta untuk angkutannya. Saat ini masing-masing pihak tengah dalam pengembangan,” kata Fuad.

Ia menjelaskan, saat ini perseroan memiliki empat tujuan pelabuhan yakni Tarahan, Kertapati, Kramasan, dan Perajen.

Tiga pelabuhan selain Kramasan merupakan milik PTBA, sehingga khusus untuk Kramasan ini berbagi tugas dengan PT KAI untuk pengembangan.


Baca juga: Bukit Asam targetkan PLTU Sumsel-8 beroperasi kuartal I 2022

“Perseroan mengembangkan PIT (lokasi penambangan) sedangkan PT KAI berkaitan dengan pelabuhan. Validasi terakhir dari PT KAI, mereka sedang mendevelop hal-hal yang berkaitan dengan pelabuhan. Di sisi lain kita mendevelop hal-hal yang berkaitan dengan PIT,” kata dia.

Fuad menambahkan, untuk meningkatkan kapasitas angkutan ke pelabuhan Kramasan sebesar 20 juta ton per tahun, tidak bisa hanya membangun pelabuhannya.

Namun, PT Bukit Asam Tbk harus mengembangkan dari sisi PIT-nya, termasuk Coal Handling Facility (CHF) dan Train Loading Station (TLS).

"PTBA sedang bekerja untuk pembangunan yang dari sisi PIT, baik untuk CHF maupun TLS. Jadi sesuai dengan timeline kita karena sudah canangkan bisa 72 juta ton per tahun pada 2025,” kata dia.

Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto memastikan seluruh proyek berjalan on track dan akan selesai sesuai target, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab perseroan telah dilakukan sebagaimana mestinya.


Baca juga: Bukit Asam target porsi ekspor capai 47 persen dari produksi


“Intinya, semua yang menjadi tanggung jawab PTBA sudah dipersiapkan. Tidak ada yang terlambat dan akan selesai pada waktunya sesuai dengan target,” kata dia.

Sementara untuk Kramasan yang menjadi tanggung jawab PT KAI, kedua belah pihak sejauh ini belum dihadapkan kendala yang berarti.

PTBA bekerja sama dengan PT KAI mengembangkan proyek angkutan batubara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton per tahun pada 2026. Termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim arah utara dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun.

Jalur ini dibangun beserta fasilitas dermaga baru Kramasan yang dibangun oleh PT KAI yang direncanakan akan beroperasi pada 2024.

Di samping itu kapasitas angkut 5 juta ton per tahun telah berhasil dioperasikan pada Dermaga Kertapati sejak kuartal I-2020 dan akan ditingkatkan menjadi kapasitas 7 juta Ton pada kuartal IV 2021.

Kemudian, Tanjung Enim arah selatan terdapat dermaga Tarahan-1 untuk pengembangan kapasitas jalur eksisting menjadi 25 juta ton per tahun yang telah memperoleh Commercial Operation Date (COD) pada kuartal II 2021.

Selain itu, untuk mendukung kerja sama pasokan batu bara jangka panjang ke PT PLN (Persero), dilakukan pengembangan angkutan batu bara ke arah Perajen sebagai pengganti pengembangan angkutan batu bara ke Tarahan-2 dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun. Direncanakan beroperasi pada kuartal III 2026.


Baca juga: Gandeng CDP, PTBA targetkan jadi perusahaan energi peduli lingkungan

Baca juga: Dua strategi Bukit Asam hadapi pelemahan pasar energi fosil

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021