Surabaya (ANTARA) - Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) Jawa Timur, Jamhadi menyebut, beberapa program pemerintah di tengah pandemi COVID-19 mampu mendongkrak ekonomi, dan beberapa indikator mencatatkan pertumbuhan positif.

"Meskipun pandemi COVID-19, bukan berarti kegiatan ekonomi lumpuh. Seperti misalnya investasi dan perdagangan, meski semua mengakui bahwa sektor pariwisata belum sepenuhnya normal," kata Jamhadi, usai menjadi Pemateri Kuliah Umum Program Pasca Sarjana Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, secara virtual, Minggu.

Jamhadi yang menjabat menjadi Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Kota Surabaya itu menyerukan optimisme pemulihan di tengah pandemi.

"Mari menjalani kehidupan dengan optimisme meski sedang menghadapi pandemi COVID-19. Yakinlah, pandemi segera berakhir dengan tetap menjalani kegiatan sesuai protokol kesehatan," ujar
Jamhadi.

Ia mencatat, sebelumnya pemerintah pusat dan daerah telah mengalokasikan porsi besar dalam APBN untuk mendukung pemulihan ekonomi dan kesehatan.

Dukungan itu, berupa subsidi bunga untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebesar Rp34,15 triliun, dan insentif pajak Rp28,06 triliun.

Pemerintah, juga menggelontorkan anggaran penjaminan untuk kredit modal kerja bagi UMKM sebesar Rp6 triliun.

Tidak hanya untuk UMKM, pemerintah mengalokasikan anggaran mendukung korporasi, seperti pemberian insentif pajak sebesar Rp34,95 triliun, penempatan dana pemerintah di perbankan restrukturisasi debitur UMKM sebesar Rp 35 triliun.

"Pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebagai upaya pemulihan kesehatan sebesar Rp214,9 triliun serta perlindungan sosial masyarakat berjumlah Rp187,8 triliun. Juga ada program sosial lainnya, seperti program keluarga harapan, kartu sembako, dan lain-lain," katanya.

Untuk sektor perdagangan, Jamhadi mengakui bahwa ada kabar baik, yakni neraca perdangan Indonesia pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar 2,59 miliar dolar AS.

Berdasarkan negara mitra dagang, Indonesia mengalami surplus terbesar dengan Amerika Serikat yakni mencapai 1,27 miliar dolar AS, Filipina 533 juta dolar AS, dan Malaysia 397,5 dolar AS.

"Ekspor di dunia itu sebagian besar atau 90 persen lewat jalur laut, sebanyak 40 persen dari Indonesia. Artinya, Indonesia patut dibanggakan karena perdagangan berkontribusi positif," kata Jamhadi.
Baca juga: Teten sebut permintaan ekspor produk UMKM tinggi saat pandemi
Baca juga: Mengatur strategi bisnis UMKM taklukkan pandemi

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021