"TPA Regional menampung sampah dari Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota dan Agam. Jika tidak dicarikan solusi maka penumpukan sampah akan terjadi pada empat daerah ini,''...
Padang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mencarikan solusi untuk memperluas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Payakumbuh yang mulai melebihi kafasitas,  agar tetap bisa menampung sampah dari empat daerah sekitar.

"TPA Regional menampung sampah dari Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota dan Agam. Jika tidak dicarikan solusi maka penumpukan sampah akan terjadi pada empat daerah ini," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Payakumbuh, Senin.

Ia menilai penumpukan sampah akan membuat banyak rentetan masalah mulai dari sosial hingga kesehatan karena itu persoalan kondisi TPA Regional Payakumbuh menjadi sangat penting untuk segera diselesaikan.

Berdasarkan evaluasi kondisi terkini dari TPA Regional tersebut solusi yang paling memungkinkan adalah melakukan perluasan agar volume tampung bertambah. Luas bak penampungan saat ini seluas 2,6 hektare dan mulai penuh.

Luas lahan yang menjadi aset Pemprov Sumbar di lokasi itu masih cukup luas sehingga bisa ditambah 2,7 hektare lagi. Persoalannya, anggaran untuk perluasan tersebut belum ada dalam APBD maupun APBN 2021.

"Untuk ini kita akan upayakan bantuan dari pusat. Kita siapkan surat dengan tanda tangan dua bupati, dua wali kota dan gubernur yang menerangkan urgency penanganan TPA tersebut kepada Kementerian PU PR. Dalam minggu ini langsung kita sampaikan," kata Mahyeldi.
Baca juga: Sumbar mulai hadapi masalah serius atasi sampah
Baca juga: Petugas khusus angkut sampah dari ODP COVID-19 di Payakumbuh


Selain persoalan anggaran, perluasan itu juga terkendala adanya dua tower sutet PLN di sekitar lokasi. Belum ada kajian keamanan dari tower tersebut jika TPA diperluas. Ini butuh koordinasi dengan PLN agar dikaji secepatnya," tambahnya.

Disamping solusi untuk pengembangan perlu juga dipikirkan pengerukan untuk timbunan sampah organik yang telah menjadi humus agar volume di TPA bisa dikurangi dan tetap dapat menampung sampah," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah mengatakan volume sampah yang masuk ke TPA Regional itu diantaranya Kota Payakumbuh sebanyak 34 persen, Agam 6 persen, Limapuluh Kota 11 persen dan Bukittinggi 49 persen.

Rata-rata kenaikan volume sampah dari tahun 2018-2020 sekitar enam persen pertahun dengan rincian pada 2018 sekitar 72.932 ton, naik jadi 77.095 pada 2019 dan naik lagi menjadi 82.411 ton pertahun pada 2020.

Ia mengatakan tanggul penahan sampah tersebut pernah jebol pada 2017 dan menimbun lahan pertanian warga. Tanggul itu sudah diperbaiki pada 2018 namun sampah yang menimbun lahan masyarakat belum semua berhasil diangkat.

Direkomendasikan membebaskan lahan tersebut seluas satu hektare yang dimanfaatkan untuk mendukung tanggul sekaligus mengganti kerugian masyarakat karena lahan itu tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk pertanian.

Ia berharap perbaikan segera dilakukan kerena ada ancaman jebol jika volume sampah terus ditambah.
Baca juga: Kisah seorang milenial ciptakan aplikasi menabung sampah dapat emas
Baca juga: Sampah plastik jadi berkah untuk biaya sekolah

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021