Jakarta (ANTARA) - Salah satu destinasi wisata yang tersedia dan menarik untuk dikunjungi saat berada di Negeri Singa, Singapura, adalah kawasan pecinan atau "Chinatown"-nya.

Kawasan pecinan di Singapura memiliki banyak lokasi-lokasi yang unik serta memiliki sejarah menarik yang menjadi bagian penting dari berdirinya Singapura.

Di kawasan yang kental dengan kebudayaan yang unik itu, ternyata ada banyak kegiatan yang ramah muslim sehingga bisa nyaman dikunjungi.

Berikut delapan kegiatan yang bisa anda lakukan saat bersinggah ke destinasi wisata pecinan di Singapura berdasarkan siaran pers dari Singapore Tourism Board, Kamis.

1. Menginap di hotel trendi dan estetik di pecinan Singapura

Chinatown berada di jantung Singapura, oleh karena itu lokasinya sangat strategis dan memiliki fasilitas lengkap yang dapat dijangkau hanya dengan berjalan kaki.

Harga penginapan di Chinatown sangat beragam, tetapi jangan khawatir karena harga penginapan di kawasan pecinan Singapura terbilang terjangkau.

Di kawasan itu pun juga banyak hotel trendi dengan desain modern aesthetic dan fasilitas lengkap untuk wisatawan. Jarak rata-rata hotel di Chinatown sangat dekat dengan stasiun MRT.

Bagi anda yang gemar dengan unsur modern berpadu dengan unsur tradisional Anda bisa mencoba untuk menginap di The Clan Hotel. Sebuah hotel yang memiliki nuansa modern namun tetap dilengkapi dengan sentuhan tradisional.

Ada juga Hotel Mono yang cocok bagi anda pecinta suasana minimalis, dengan interior yang serba putih tentunya wisatawan akan merasakan kesan bersih dan terang saat menginap di hotel ini.

Rekomendasi hotel ketiga ini cocok untuk anda pecinta sejarah, dibangun dari 1924 dengan gaya arsitektur "Art Deco", Hotel The Scarlet Singapore dapat menjadi pilihan anda untuk beristirahat saat berkunjung ke Singapura.

2. Beribadah di Masjid Jamae (Chulia) yang bersejarah

Masjid Jamae (Chulia) adalah masjid bersejarah di Singapura yang dibangun pada 1826. Awalnya masjid ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan kaum Chulia atau Muslim Tamil akan tempat ibadah.

Arsitektur Masjid Jame (Chulia) sangat unik karena menggabungkan elemen budaya barat dan timur. Arsitektur masjid ini menggabungkan gaya Indo-Islam India Selatan, neo klasik ala eropa, dan ubin ala China.

Sejak abad ke-19, Masjid Jamae masih mempertahankan bentuk aslinya. Hanya ada sedikit perbaikan dan cat ulang. Masjid Jamae Chulia ditetapkan sebagai monumen nasional pada 1974.

Wisatawan Muslim dan Non-Muslim diizinkan berkunjung ke masjid ini dengan aturan mengenakan busana sopan dan tertutup, serta membuka alas kaki.

3. Berkunjung ke rumah tradisional peranakan NUS Baba House
Salah satu destinasi wisata ramah Muslim di Singapura,NUS Baba saksi sejarah China Peranakan di Singapura. (ANTARA/HO/Singapore Tourism Board)


Rumah bersejarah yang dibangun pada 1857 ini merupakan aset sejarah Singapura yang menceritakan budaya peranakan Singapura.

Arsitektur dan interior NUS Baba House yang mencerminkan peranakan tradisional, semuanya dalam kondisi masih utuh dan sangat baik.

NUS sebenarnya merupakan singkatan dari "National University of Singapore" yang menjadi pihak pembeli dan memugar rumah ini.

Di sini Anda dapat menemukan lebih dari 2.000 artefak barang antik dan hiasan khas Peranakan. Dari mebel, peralatan rumah tangga, keramik, foto, buku, tekstil, dan lukisan.

4. Belajar sejarah imigran China Singapura di Chinatown Heritage Centre

​​​
Rasanya kurang afdol jika berkunjung ke Chinatown tanpa mengetahui sejarahnya.

Chinatown Heritage Centre adalah tempat yang tepat untuk belajar mengenai sejarah kawasan Chinatown di negara Singapura.

Uniknya museum ini berada di kawasan pertokoan, yang memang dibuat untuk menunjukkan toko orisinal Chinatown pada 1950-an.

Di Chinatown Heritage Centre, Anda juga dapat belajar mengenai perjalanan imigran dari China ke Singapura pada akhir abad 19. Terdapat fasilitas tur audio dan pameran interaktif di museum itu.

Saat ini Chinatown Heritage Centre ditutup dalam rangka perbaikan. Nantikan pembukaan dan simak informasi waktu buka melalui situs resminya.

5. Wisata kuliner di Chinatown
Salah satu destinasi wisata ramah Muslim di Singapura, hidangan sate domba makanan khas Xinjiang di Aisyah Restaurant. (ANTARA/HO/Singapore Tourism Board)

Ada banyak tempat untuk berwisata kuliner di Chinatown Singapura yang menawarkan rasa orisinal dari berbagai budaya kuliner setiap negara.

Makanan halal seperti kway teow, bebek panggang, mi tarik, omelet kerang, disajikan oleh restoran bintang Michelin sampai pusat jajanan kuliner.

Anda dapat mengunjungi Chinatown Complex, rumah dari 260 pusat jajanan kuliner dengan harga makanan yang terjangkau. Masih ada Maxwell Food Centre, pusat jajanan kuliner dengan banyak gerai makanan yang masuk Michelin Bib Gourmand.

Selain pusat jajanan kuliner, Anda dapat menuju distrik kuliner di Chinatown seperti Everton Park yang punya sederet kafe hipster kekinian, Ann Siang Road dan Club Street dengan banyak restoran trendi di sepanjang jalan.

Di Chinatown juga teradapat beberapa restoran halal, seperti Segar Restaurant.

Segar Restaurant merupakan restoran dengan sertifikat halal yang menawarkan makanan oriental khas Singapura dan aneka boga bahari segar. Porsinya terkenal besar, sehingga cocok untuk santap bersama keluarga. Makanan yang terkenal di Segar Restaurant di antaranya kari kepala ikan dan ayam claypot.

Ada juga restoran "Tongue Tip Lanzhou Beef Noodles", sesuai dengan namanya restoran ini menawarkan mi halal dengan taburan daging sapi.

Resep itu dibuat oleh Muslim China sejak zaman Dinasti Tang dan terus dijaga kelestariannya hingga saat ini.

Bagi anda yang ingin mencicipi makanan khas Xinjiang yang halal, anda bisa mencoba mencicipi makanan dari Aisyah Restaurant.

Di restoran ini tersedia banyak makanan unik, dengan makanan favorit mi kuah daging sapi dan sate domba.

6. Belanja oleh-oleh unik dari Chinatown

Anda bisa menemukan banyak barang dan makanan unik untuk jadi oleh-oleh Chinatown. Pagoda Street menjadi kawasan pertokoan andalan untuk membeli oleh-oleh seperti gantungan kunci, dompet, dan kaos dalam jumlah banyak dan harga murah.

Namun, jika ingin memilih oleh-oleh anti-mainstream, cobalah untuk berkunjung ke Pek Sin Choon, toko teh yang buka sejak 1925.

Anda bisa menemukan teh dari berbagai penjuru dunia dan aksesoris minum teh dengan bentuk unik.

Toko teh ini punya tradisi menyediakan teh gratis setiap hari di depan tokonya. Tujuan awalnya untuk melegakan dahaga para buruh yang bekerja dan tinggal di daerah sekitar toko. Namun, tradisi ini terus berlanjut sampai sebelum pandemi. Teh bisa dinikmati siapa saja, termasuk wisatwan.

Ada pula Chop Wah On, toko minyak angin dan balsam yang berkhasiat untuk kesehatan. Toko ini buka sejak 1916 dan kini juga menawarkan berbagai minyak aroma terapi dengan wangi yang harum. Minyak angin dan balsam dari Cho Wah On sangat diminati warga lokal dan wisatawan.

7. Tur naik becak yang seru
Salah satu destinasi wisata ramah Muslim di Singapura, tur becak bersama uncle. (ANTARA/HO/Singapore Tourism Board)


Ingin coba sensasi tur yang berbeda di pecinan Singapura? Mari coba tur naik becak di Trishaw Uncle.

Tur ini akan dipandu uncle (sebutan untuk laki-laki dewasa di Singapura) yang handal mengendarai becak.

Jangan khawatir karena para uncle yang pintar bercerita dan handal menarik becak, sudah memiliki lisensi yang terpercaya.

Becak menjadi kendaraan yang ramah lingkungan untuk menelusuri lorong dan jalanan di Chinatown. Anda akan diajak jalan-jalan dan jajan makanan halal dalam tur selama 45 menit.

Tur keliling naik becak ini dihargai 49 dolar Singapura atau setara Rp520.000 per orang, dengan satu becak berkapasitas dua orang penumpang.


8. Berfoto di lukisan dinding karya seniman lokal

Chinatown juga punya banyak mural atau lukisan dinding yang tampak hidup, buatan seniman lokal Singapura. Mural-mural indah ini menarik wisatawan untuk berfoto dan melihat cerita di baliknya.

Kamu bisa melihat lukisan karya seniman Yip Yew Cheong berjudul "My Chinatown Home" yang menggambarkan area pecinan Negeri Singa di zaman dulu. Mural ini mengajak Anda untuk bernostalgia dalam sebuah rumah keluarga peranakan yang hangat.

Mural ini berada di jalan 30 Smith Street dekat dengan Buddha Tooth Relic Temple.

Yip juga menggambar sebuah mural pada dinding sepanjang 40 meter di Kuil Thian Hock Keng. Mural ini sekaligus menceritakan perjuangan para imigran dari Fujian, China sampai ke Singapura dan kontribusi mereka terhadap Singapura modern.

Kuil bersejarah yang telah ada sejak tahun 1800an ini merupakan situs penting bagi para imigran awal-awal yang tiba di Singapura dan kemudian berdoa di kuil setelah tiba dengan selamat.

Sebagian besar bagian kuil ini tetap tidak berubah di tengah perkembangan pesat kawasan sekitarnya yang menjadi kawasan bisnis.

Delapan kegiatan itu mungkin bisa dicoba ketika Anda nanti berkesempatan berkunjung menikmati liburan di negeri tetangga Singapura, mungkin setelah pelonggaran perjalanan dan kondisi membaik terkait pandemi COVID-19.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021