Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana berharap Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali, ke depan menerapkan konsep green, art, dan smart (GAS).

"STAHN Mpu Kuturan harus memiliki konsep yang kuat. Membangun gedung bukanlah hal yang susah. Menjaga soul dan spirit juga sangat penting dan signifikan," kata Ari Dwipayana saat berbicara di hadapan sejumlah dosen dan civitas akademika STAHN Mpu Kuturan, Bali, Kamis, sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta.

Ari berharap setiap orang yang datang ke Kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja mendapatkan kesan kampus hijau. Menurutnya, ke depan, isu hijau, dan isu ekologi akan menjadi isu global.

Ari Dwipayana yang juga Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud berharap STAHN Mpu Kuturan Singaraja mampu mengangkat karya seni Bali Utara sebagai salah satu bagian dari seni yang menjadi salah satu ciri Pulau Dewata, mulai dari arsitektur, ukiran, dan seni-budaya.

Baca juga: Ari Dwipayana: Sastra Saraswati Sewana untuk pemajuan kebudayaan Bali

Dia menyampaikan STAHN Mpu Kuturan Singaraja sebagai perguruan tinggi seharusnya mampu mengangkat eksistensi seni Bali Utara.

Ari berharap STAHN Mpu Kuturan Singaraja mengarah pada konsep teknologi edukasi di mana STAHN harus mulai melirik konsep smart campus, yakni tidak terbatas pada internet saja melainkan bidang administrasi elektronik, pembayaran elektronik, dan tentunya dalam ranah pendidikan berbasis elektronik.

Menurut Ari, STAHN Mpu Kuturan Singaraja sebagai kampus yang berusia muda akan mampu lebih awal untuk adaptif terhadap perkembangan teknologi, sedangkan kampus atau universitas lama cenderung membutuhkan peremajaan dan penyesuaian diri.

"Di situ keunggulan STAHN Mpu Kuturan Singaraja untuk mampu menjadi peluang ke depan guna menata manajemen dan tata kelola yang lebih baik sehingga mampu bersaing," ujar dia.

Baca juga: Ari Dwipayana ajak warga jadikan krisis sebagai tantangan dan peluang

Dia berpesan agar STAHN Mpu Kuturan Singaraja mampu membangun branding ke depan serta menjadi solusi di tengah berbagai permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

"Hilirisasi riset dan pengabdian masyarakat harus didorong untuk memberikan solusi pada persoalan dalam masyarakat. Dosen muda bukan hanya sibuk akrobatik akademik saja, tetapi mengajak anak muda untuk berbuat bagi masyarakat, misalnya melalui kewirausahaan sosial," papar Ari.

Ari yang juga Sekjen Alumni Universitas Gadjah Mada berpesan agar STAHN Mpu Kuturan SIngaraja harus mampu mengambil semangat Mpu Kuturan yang telah menjadi sosok penting dalam sejarah peradaban Hindu dan simbol penting menjaga keberagamaan di Pulau Dewata.

"Pesan dan spirit Mpu Kuturan harus tetap hidup sepanjang zaman. STAHN Mpu Kuturan Singaraja dapat merancang festival akademik semacam simposium hasil riset di Bali Utara dengan mengundang pakar dan praktisi dan mengambil tema-tema yang digaungkan Mpu Kuturan," ujar dia.

Baca juga: Ari Dwipayana: Geliat sastra Bali tetap hidup di masa pandemi

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021