Jakarta (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jakarta selama 2021 tumbuh sekitar 3,6 hingga 4,4 persen karena didorong perbaikan ekonomi nasional, penyediaan vaksinasi COVID-19, dan pembangunan infrastruktur.

“Ini proyeksi, diperkirakan membaik sekitar 3,6 hingga 4,4 persen,” kata Kepala Perwakilan BI DKI Jakartam, Onny Widjanarko, dalam diseminasi laporan perekonomian DKI Jakarta, Senin.

Menurut Onny Widjanarko, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di DKI berada dalam zona positif, ia bengharap adanya optimalisasi kinerja industri di antaranya pergudangan, perdagangan besar, dan eceran, termasuk e-commerce, karena memiliki potensi besar mendongkrak perekonomian.

"Sektor lainnya yang menopang pertumbuhan ekonomi di Jakarta adalah, industri komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, selama 2020, pertumbuhan ekonomi di Jakarta mengalami kontraksi alias negatif 2,36 persen.

Onny menjelaskan. optimisme pertumbuhan ekonomi di Jakarta akan membaik selama 2021 terlihat dari melesatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 mencapai 10,91 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2021 mencapai 1,91 persen.

Baca juga: Sri Mulyani optimis ekonomi triwulan III meningkat hingga 5 persen

Pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta, kata dia, didukung komponen pengeluaran yakni konsumsi rumah tangga tumbuh 8,49 persen karena Hari Raya Idul Fitri, gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN) di tengah PPKM.

Kemudian konsumsi pemerintah triwulan II-2021 yang tumbuh 23,59 persen karena adanya peningkatan realisasi belanja barang dan pegawai.

Sementara itu, dari sisi investasi juga tumbuh 5,36 persen karena belanja modal dari kementerian dan lembaga serta belanja dari APBD, seiring berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional. "Kinerja ekspor dan impor juga mengalami pertumbuhan positif selama penerapan PPKM di Jakarta," katanya.

Ekspor di Jakarta tumbuh 22,79 persen dengan meningkatkan ekspor beberapa komoditas utama, di antaranya produk kimia, lemak dan minyak hewan nabati, dan produk perhiasan, karena meningkatnya permintaan global.

Impor juga tumbuh 22,81 persen yang bersumber dari pertumbuhan positif kebutuhan barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku.

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi harus berpihak kepada pengusaha ultra mikro
Baca juga: Ekonom: Tahun 2022 tahunnya Indonesia, ekonomi bakal tumbuh 5 persen


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021