Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) agresif menyelesaikan pembangunan terminal minyak mentah di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, setelah sebelumnya sukses melakukan lifting Alkylation Reactor Equipment pada Agustus 2021.

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina Ifki Sukarya mengatakan Terminal Lawe-Lawe berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

"Dalam proyek RDMP Balikpapan ini kami membangun single point mooring (SPM) berkapasitas 320 deadweight tonnage yang berfungsi menerima pasokan minyak mentah dari kapal tanker," kata Ifki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan minyak mentah dari SPM akan disimpan di Terminal Lawe-Lawe dan disalurkan ke kilang Pertamina di Balikpapan.

Tak hanya fokus mengejar pembangunan jalur pipa lepas pantai dan darat sepanjang total 41 kilometer, dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2 juta barel akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.

Tangki itu menambah kapasitas tangki yang ada saat ini sebesar 5,6 juta barel sehingga jumlah total kapasitas menjadi sebesar 7,6 juta barel.

"Progresnya baik, termasuk untuk jalur pipa 20 inch onshore dari Penajam Station menuju Kilang Balikpapan yang ditargetkan bisa masuk ke proses penggelaran pipa Oktober 2021," ujar Ifki.

Jalur pipa offshore dan onshore sebesar 52 inch dan 20 inch dan sepanjang kurang lebih 41 kilometer akan menghubungkan titik-titik penting mulai dari dari SPM, Pantai Tanjung Jumlai, Terminal Lawe-Lawe, Penajam Station dan Kilang Balikpapan.

Ifki menuturkan bahwa semua pipa yang digunakan dalam proyek Lawe-Lawe ini buatan dalam negeri baik yang onshore maupun offshore. Adapun untuk capaian TKDN ditargetkan minimal di angka 30 persen.

Sejak adanya restrukturisasi di tubuh Pertamina, KPI yang menjadi induk usaha kilang petrokimia Pertamina kini menjadi pengelola proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Hingga September 2021, Proyek EPC ISBL OSBL RDMP Balikpapan telah mencapai progres 41,5 persen di atas target revisi sebesar 40 persen.

RDMP Balikpapan terdiri dari dua fase. Pertama, ditargetkan rampung tahun 2024 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360.000 barel per hari dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.

Sedangkan fase kedua yang ditarget rampung pada 2026 bertujuan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah serta memproduksi minyak mentah ekonomis yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan kandungan sulfur 2,0 persen.

RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina dengan nilai investasi mencapai 6,5 miliar dolar AS.

"Semangat KPI dalam mengawal proyek ini tak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga bentuk integritas dalam menjamin ketahanan energi di Indonesia,” pungkas Ifki.

Baca juga: Anggota DPR apresisasi Pertamina raih laba bersih Rp15 triliun
Baca juga: Kilang Cilacap Pertamina raih sertifikat ISO 50001:2018
Baca juga: Hasil investigasi ungkap sambaran petir picu kebakaran Kilang Balongan

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021