Hong Kong (ANTARA) - Pasar China kembali pada Jumat setelah istirahat tujuh hari dengan hampir tidak ada pengetahuan baru tentang bagaimana regulator mengusulkan untuk menahan penularan dari masalah utang China Evergrande Group yang kekurangan uang atau bahkan rencana perusahaan sendiri untuk menjual unitnya.

Evergrande menghadapi salah satu gagal bayar terbesar di negara itu karena bergulat dengan utang lebih dari 300 miliar dolar AS.

Perusahaan bulan lalu melewatkan pembayaran kupon pada dua tahap obligasi dolar. Kemungkinan runtuhnya salah satu peminjam terbesar China telah memicu kekhawatiran tentang risiko penularan ke sektor properti di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, karena rekan-rekannya yang sarat utang terpukul dengan penurunan peringkat akibat gagal bayar yang membayangi mereka.

Bloomberg melaporkan pada Kamis (7/10/2021) bahwa beberapa pemegang obligasi dolar diundang oleh penasihat untuk pembicaraan pada Jumat untuk membahas strategi mereka.

Sekelompok pemegang obligasi sebelumnya memilih bank investasi Moelis & Co dan firma hukum Kirkland & Ellis sebagai penasihat tentang potensi restrukturisasi bertahap obligasi, dua sumber yang dekat dengan masalah tersebut mengatakan pada September.

Regulator China belum membuat komentar apa pun secara khusus tentang Evergrande selama liburan seminggu mulai 1 Oktober, meskipun bank sentral Rabu lalu (29/9/2021) mendesak lembaga keuangan untuk bekerja sama dengan departemen terkait dan pemerintah daerah untuk mempertahankan perkembangan "stabil dan sehat" pasar properti dan menjaga kepentingan konsumen perumahan.

Baca juga: Hong Kong suspen saham China Evergrande dan unit jasa propertinya

Investor telah menunggu kabar dari perusahaan setelah meminta penghentian perdagangan sahamnya di Hong Kong pada Senin (4/10/2021) sambil menunggu pengumuman tentang transaksi besar. Evergrande Property Services Group, perusahaan hasil spin-off yang tercatat tahun lalu, juga meminta penghentian dan mengatakan itu merujuk pada "kemungkinan penawaran umum untuk saham perusahaan."

Sementara penjualan aset untuk sesaat akan meredakan kekhawatiran seputar arus kas Evergrande, analis juga menganggap utang Evergrande dan beberapa perusahaan properti China lainnya terlalu besar untuk diselesaikan dengan cepat.

Indeks utang imbal hasil tinggi China, yang didominasi oleh emiten pengembang, telah meluncur sepanjang minggu ini dan jatuh lebih dari 21 persen sejak Mei. Indeks bisa segera melihat spread terluas yang pernah ada.

Masalah sektor properti meningkat selama libur Golden Week. Dua agen properti Hong Kong mengatakan mereka menuntut Evergrande atas komisi yang belum dibayar, sementara obligasi dari perusahaan properti lain seperti Kaisa Group, Central China Real Estate dan Greenland terpukul oleh ketidakpastian.

Namun sentimen sedikit membaik pada Kamis (7/10/2021) dengan saham China yang diperdagangkan di AS Alibaba Group Holding dan Tencent Holdings masing-masing melonjak sekitar 8,0 persen karena kekhawatiran seputar hubungan perdagangan AS-China dan krisis utang Evergrande tampaknya mereda.

Baca juga: Wall Street berakhir naik tajam, Indeks Nasdaq melonjak 152,10 poin

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021